Mendengar kata COVID-19 sudah bukan hal yang asing bagi telinga kita. Dua tahun lamanya kita telah berdampingan dengan virus ini. Bukan hanya di Indonesia, melainkan di seluruh dunia. Berdasarkan berita dari halaman Antaranews per tanggal 4 April 2022, sebanyak 6.056.017 terkonfirmasi terpapar COVID-19. Dari angka tersebut sebanyak 5.896.290 orang sembuh dan 156.604 orang meninggal dunia.
Baru-baru ini, Indonesia sempat dikejutkan dengan berita yang dimuat di halaman CNBC Indonesia yang berjudul "Tok! Jokowi Izinkan Warga Tak Pakai Masker di Luar Ruangan". Bukan tak beralasan, menurut Presiden Jokowi keputusan tersebut diambil sejalan dengan penanganan pandemi COVID yang semakin terkendali di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.Â
Presiden Jokowi menambahkan jika masyarakat beraktivitas di ruang terbuka tidak padat orang, maka diperbolehkan untuk tidak memakai masker.
Isu tersebut tentunya mengundang pro dan kontra karena sebagian masyarakat merasa COVID sudah tidak menyeramkan lagi dan sebagian besar lainnya merasa bahwa pandemi ini masih mengancam kesehatan kita. Menurut Hindun Fitria, salah satu mahasiswi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga angkatan 2021,Â
berpendapat bahwa tindakan tersebut boleh saja dilakukan karena sebagian orang menggunakan masker bisa menjadikan stigma negatif. Maksudnya, jika kita menggunakan masker, membuat masyarakat berpikir "ancaman" ini masih adaÂ
dan menimbulkan rasa ketakutan karena dua tahun seharusnya sudah bisa membuat kita beradaptasi dan hidup berdampingan dengan virus ini. Namun, di sisi lain Hindun kurang setuju karena bagaimanapun virus ini masih ada. Sikap hati-hati juga masih sangat diperlukan.Â
Tapi jika ingin membuka masker boleh dilakukan dengan diimbangi menjaga pola hidup bersih serta menjaga kesehatan karena menggunakan atau tidak menggunakan masker merupakan hak prerogatif orang, kondisi COVID-19 di Indonesia juga mulai mereda. "Tapi kalau aku sih mending menggunakan masker ya soalnya kalau tidak menggunakan masker berasa telanjang", ujar Hindun.
Sri Lanti Amilia, salah satu mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga angkatan 2021 menjadi tim kontra dalam menanggapi tindakan yang diambil Presiden Jokowi. Meskipun COVID-19 sudah tidak semenakutkan dahulu, masih ada virus-virus lain yang akan bermunculan. Jadi, menurut Lanti pribadi lebih baik kalau di ruang terbuka masih menutup masker lalu bisa dibuka ketika sedang bersama orang yang dikenal atau mengetahui riwayat penyakitnya.
Berbeda dengan Hindun Fitria dan Sri Lanti Amilia, menurut Much. Seto Duta, salah satu mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga angkatan 2021, tindakan Presiden Jokowi tidak masalah dilakukan di era sekarang. Tindakan tersebut juga dapat membawa dampak positif dari sisi ekonomi.Â
Misalnya jika tindakan tersebut terealisasikan, orang-orang akan mengurangi mengonsumsi masker. Penurunan konsumsi tersebut dapat menyebabkan penurunan permintaan pasar secara agregat. Nah, jika permintaan pasar turun, kemungkinan bahan baku pembuatan masker juga ikut turun sehingga harga masker tidak sama seperti ketika masker menjadi barang yang cukup langka seperti yang terjadi di awal pandemi.Â
Hal tersebuut akan menguntungkan jika dilihat dalam kacamata konsumen.