Mohon tunggu...
Novia Respati
Novia Respati Mohon Tunggu... Wirausaha

Penyintas Fobia Mantan

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Hampir Terlupa: Ceritaku Saat Jadi Pengurus Mading di Sekolah

10 Agustus 2025   16:30 Diperbarui: 10 Agustus 2025   21:18 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisa-bisanya saya hampir melupakan cerita sepenting ini. Kalau bukan karena pagi tadi saya dan sepupu membahas soal ekskul, mungkin saya tidak ingat lagi kalau dulu saya termasuk anak mading.

Mengapa saya katakan cerita ini penting? Karena lewat cerita ini saya baru sadar bahwa ternyata semangat literasi saya sudah tumbuh sejak puluhan tahun lalu.

Waktu itu.. saat lagu "Asereje"-nya Las Ketchup sedang hits di mana-mana, atau tepatnya ketika saya SMP, saya aktif dalam ekstrakurikuler majalah dinding atau yang dikenal dengan singkatan mading. Seingat saya, tim pengurus mading kami terdiri dari 6 orang termasuk saya.

Sayangnya, setelah hampir seharian mencari dokumentasi foto kegiatan kami, saya tidak berhasil menemukannya. Karena, dulu para siswa dilarang membawa HP ke sekolah. Kalau pun ada yang ngumpet-ngumpet membawa HP, ya HP-nya masih yang biasa-biasa saja. Di zaman itu, jarang ada siswa yang punya HP berkamera.

Mading sekolah kami terbit satu minggu sekali, setiap hari Senin. Maka, setiap Senin pagi kami harus datang lebih pagi (sebelum banyak yang datang) untuk memajang hasil pekerjaan kami pada papan mading yang ada di lorong sekolah.

Dalam satu minggu, kami bekerja selama tiga sampai empat kali pertemuan. Harinya acak, sesuai kesepakatan. Dan dilakukan sepulang sekolah. Bisa di dalam kelas, di lorong sekolah, di masjid sekolah, pokoknya di setiap sudut sekolah. Tapi, kalau sudah diusir sama Pak Ningrat (penjaga sekolah kami tercinta) barulah kami pindah ke tempat lain.

Bagi teman-teman dan guru-guru yang ingin berpartisipasi mengirimkan karya atau pesan-pesan di mading, biasanya kami menunggu sampai Sabtu pagi. Karena siangnya, kami sudah harus menyusun rapi tampilan mading ke dalam beberapa karton, agar siap ditayangkan Senin pagi.

Di antara 6 orang ini, kami memiliki tugas masing-masing. Tentunya sesuai keahlian. Yang jago gambar, tugasnya menggambar. Yang tulisannya rapi, tugasnya menulis. Sebab mading kami masih ditulis dengan tulisan tangan, tidak ada tulisan yang diketik dengan komputer.

Ilustrasi majalah dinding sekolah (sumber: stamayk.sch.id)
Ilustrasi majalah dinding sekolah (sumber: stamayk.sch.id)

Lalu apa tugas saya di mading? Tugas saya adalah menulis atau menyalin kiriman karya dan pesan-pesan yang sudah terkumpul di tangan kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun