Hai Sobat ? Bagaimana artikel dari saya ? Ya tentunya menarik dan bermanfaat bukan ?. Untuk teman-teman yang tidak sempat mengikuti artikel saya dari awal, silahkan teman-teman baca terlebih dahulu artikel saya yang sebelumnya supaya lebih paham. Karena artikel sebelumnya saling berkaitan dengan artikel yang selanjutnya. Dalam artikel kali ini tentu saja kita membahas sesuai dengan judul yang tertera diatas yaitu tentang Aliran Filsafat Pendidikan Realisme dan Mengenal Para Tokohnya. Baik, langsung simak saja pembahasannya berikut ini !
Menurut teman-teman, apa sih yang dimaksud dengan Aliran Filsafat Realisme itu ? Realisme berasal dari kata realis atau realiti yang berarti ada, benar, fakta, atau nyata. Aliran realism memiliki pandangan bahwa realitas itu adalah fisik dan ruh yang bersifat dualistis (hal fisik dan rohani). Disinilah realisme memadukan antara materialisme dan idealisme. Realisme dalam dunia pendidikan memiliki prinsip, yang pertama memberikan perhatian kepada peserta didik seperti apa adanya. Yang kedua, Inisiatif berada pada pendidik bukan pada anak atau peserta didik. Oleh karena itu, hal ini bertujuan untuk menyesuaikan hidup, tanggung jawab sosial, dan menciptakan anak didik menguasai pengetahuan yang handal dan dapat dipercaya melalui kedisiplinan mental maupun moralnya. Lalu tokoh siapa sajakah yang termasuk dalam Aliran realisme ini ?. Tokoh tersebut diantaranya yaitu :
1. Aristoteles (384 SM)
Aristoteles lahir di Stagira. Ia adalah salah satu murid dari Plato yang sangat kritis dan memiliki pemikiran-pemikiran yang realistis, dalam artian pemikirannya tersebut sangat modern dibandingkan dengan Plato. Nah, kemudian hasil dari pemikirannya tersebut dijadikan dasar berpikir dalam banyak bidang ilmu pengetahuan. Namun, Dalam berfilsafat Ia memiliki perbedaan pandangan dengan si Plato. Bagi Aristoteles, bahwa pengalaman itu bukan didapat dari sebuah pengetahuan belaka seperti apa yang telah diajarkan oleh Plato. Ia mengakui bahwa hakikat segala sesuatu itu tidak terletak pada suatu keadaan bendanya melainkan pada pengertian bendanya. Jadi, meskipun benda itu tidak ada yang memikirkan, akan tetapi benda itu tetaplah ada dan keberadaannya pun juga tidak ditentukan oleh akal pikiran.
2. Johan Amos Comenius
Johan adalah salah seorane pemikir pendidikan yang dapat digolongkan pada realisme religius yang mengungkapkan bahwa semua manusia harus berusaha untuk mencapai suatu tujuan. Yang mana menurutnya, bahwa pendidikan itu bersifat universal, seragam, dimulai dari penddikan yang lebih rendah, dan ini merupakan suatu kewajiban bagi setiap manusia. Jadi, Johan ini mengharuskan manusia memiliki pendidikan agar dapat lebih mudah untuk mencapai tujuan yang diinginkannya tersebut.
3. William M.C. Gucken
Ia adalah seorang pengikut Aristoteles yang berakar pada alam metafisika dan epistomologi. Ia mengatakan bahwa tujuan hidup adalah tujuan pendidikan. Jika tidak mempunyai tujuan hidup maka tujuan pendidikan pun juga tidak ada. Mengapa demikian ? karena tujuan pendidikan itu sendiri menurutnya adalah untuk mempersiapkan diri untuk hidup di dunia yang sekarang dan mencapai tujuan akhir yang abadi
4. Francis Bacon (1210-1292 SM)
Ia berpandangan bahwa pengetahuan yang sebenarnya adalah pengetahuan yang diperoleh melalui panca indera dan dunia fakta yang telah terakumulasi  antara pikiran dan kenyataan.
5. John Locke ( Abad ke 16-17)