Mohon tunggu...
Novianti TriutamiNingtyas
Novianti TriutamiNingtyas Mohon Tunggu... Editor - Novianti
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kunci kesuksesan adalah bersungguh-sungguh, usaha, do'a, dan restu orang tua

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Pendidikan Realisme dan Pemikiran Tokoh Filsafat Pendidikan Realisme

8 April 2020   17:59 Diperbarui: 8 April 2020   17:59 2950
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Realisme berasal dari kata realis/realiti yang artinya ada, benar, fakta atau nyata. Aliran realisme berpandangan bahwa realitas itu adalah fisik dan ruh yang bersifat dualistis (hal fisik dan rohani). Disinilah realisme memadukan antara materialisme dan idealisme. Realisme dalam dunia pendidikan memiliki prinsip :

1) memberikan perhatian pada peserta didik seperti apa adanya.

2) Inisiatif berada pada pendidik bukan pada anak/peserta didik.

Hal ini bertujuan untuk menyesuaikan hidup, tanggung jawab sosial, dan menciptakan anak didik menguasai pengetahuan yang handal dan dapat dipercaya melalui kedisiplinan mental maupun moralnya. Nah, adapun pemikiran tokoh filsafat pendidikan realisme diantaranya yaitu :

1. Aristoteles (384 SM)

Aristoteles lahir di Stagira. Ia salah satu murid dari plato yang sangat kritis dan memiliki pemikiran-pemikiran yang realistis, dalam artian pemikirannya tersebut sangat modern dibandingkan dengan Plato. Kemudian, hasil dari pemikirannya tersebut dijadikan sebagai dasar berpikir dalam banyak bidang ilmu pengetahuan. Namun, dalam berfilsafat Ia berbeda pandangan dengan si Plato. Bagi Aristoteles, bahwa pengalaman itu bukan hanya didapat dari pengetahuan belaka seperti yang telah diajarkan oleh Plato. Ia mengakui bahwa hakikat segala sesuatu itu tidak terletak pada keadaan bendanya melainkan pada pengertian bendanya. Jadi maksudnya, meskipun benda itu tidak ada yang memikirkan, tetapi benda itu tetaplah ada dan keberadaannya pun juga tidak ditentukan oleh akal pikiran.

2. Johan Amos Comenius

Johan adalah seorang pemikir pendidikan yang dapat digolongkan pada realisme religius yang mengemukakan bahwa semua manusia harus berusaha untuk mencapai tujuan. Yang mana menurutnya, bahwa pendidikan itu bersifat universal, seragam, dimulai dari pendidikan yang lebih rendah, dan ini merupakan suatu kewajiban bagi setiap manusia. Jadi, Jihan ini mengharuskan manusia memiliki pendidikan agar dapat lebih mudah untuk mencapai tujuan yang di inginkan ya tersebut.

3. William M.C Gucken

Ia adalah pengikut dari Aristoteles yang berakar pada metafisika dan epistemologi. Ia mengatakan bahwa tujuan hidup adalah tujuan pendidikan, jika tidak mempunyai tujuan hidup maka juga tidak ada tujuan pendidikan. Yang mana, tujuan pendidikan itu sendiri menurutnya adalah mempersiapkan diri untuk hidup di dunia yang sekarang dan mencapai tujuan akhir yang abadi.

4. Francis Bacon (1210-1292M)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun