Pa,Silvi mau kepusara mama besok ya pa.Kata-kata dari mulut mungilnya itu membuat saya tersentak,badan saya merasa melayang mendengarkan ucapannya itu.Saya hanya terdiam sejenak,tanpa bisa menjawab.Beberapa saat kemudian barulah saya mengalihkan pembicaraan,dengan mengatakan bagaimana kalau kita ketoko gramedia saja.
Tapi dengan menggelengkan kepala dia jawab tidak.Padahal biasanya kalau disebut kita ke gramedia dia sangat senang dan antusias.Karena putri semata wayangku ini memang sangat suka membaca,apalagi Upin dan Ipin serta cerita tentang putri salju dan sejenisnya.Dan dia sangat betah berlama-lama di sana.
Melihat mukanya yang memelas dan ada sedikit airmata dipipinya,Saya katakan baiklah nati kita hari minggu pergi ke pusara mama,sambil mendoakan beliau.Saya tanya apakah Silvie kangen dengan mama?iya pa jawabnya.Dan mukanya terlihat berseri kembali setelah saya setuju untuk pergi kepusara ibunya.
Entah mengapa sampai sekarang setiap saya,pergi kepusara almarhumah ibu dari putriku ini.Badan saya seperti melayang saya sudah berusaha untuk tidak meneteskan air mata,tapi tetap airmataku menetes ketika dipusara itu.Tapi demi membahagiaan hati putriku yang sudah piatu ini,apapun akan kulakan untuknya.Kalau saya saja merasa sangat kehilangan,apalagi dia,tentu dia sangat merasakan kehilangan kasih sayang dari ibunya.
Ya kami sama-sama merasa kehilangan.Saya kehilangan isteri saya sedangkan putriku kehilangan ibunya,itu saja perbedaannya.Semoga almarhumah diampunkan dosanya dan ditempatkan disisinya dengan layak amin