Mohon tunggu...
Nova Widia
Nova Widia Mohon Tunggu... Mahasiswa

Hobi main badminton dan lari

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

DEWASA USIA atau CARA PIKIR

31 Mei 2025   20:55 Diperbarui: 31 Mei 2025   20:55 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Halo Lokal. Sumber ilustrasi: PEXELS/Ahmad Syahrir

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kedewasaan seseorang seperti:

Pendidikan dan pengalaman hidup, semakin banyak pengalaman biasanya seseorang akan belajar menghadapi berbagai situasi.

Lingkungan keluarga dan pergaulan

Lingkungan yang suportif dan penuh nilai positif membantu proses kedewasaan.

Kesiapan mental dan emosional

Setiap orang punya waktu yang berbeda dalam mencapai kematangan mental.

Jadi, dewasa bukan hanya soal angka usia saja, tetapi lebih pada cara berpikir, bersikap, dan bertindak. Usia memang penting sebagai patokan administratif, namun kedewasaan sejati tercermin dari kemampuan seseorang mengelola diri, berempati, dan bertanggung jawab. Menjadi dewasa adalah proses seumur hidup yang dipengaruhi oleh pengalaman, pembelajaran, dan kemampuan untuk terus berkembang.

B.Kedewasaan sebagai Cara Pikir

Kedewasaan sebagai cara piker tercermin dalam kemampuan seseorang untuk mengambil keputusan dengan bijak, mempertimbangkan dampaknya terhadap diri sendiri dan orang lain, serta mampu mengelola emosi dalam situasi sulit. Orang yang dewasa secara mental tidak mudah terpancing emosi, lebih mengutamakan dialog daripada konflik, dan dapat menahan diri dari perilaku impulsif. Selain itu, cara berpikir dewasa juga mencakup rasa tanggung jawab, baik terhadap tindakan sendiri maupun terhadap orang-orang disekitarnya. Orang dewasa memahami bahwa tidak semua hal bisa berjalan sesuai keinginan, namun mereka tetap berusaha menyesuaikan diri tanpa menyalahkan keadaan secara berlebihan.

C. Konflik antara Usia dan Kematangan Emosional

Fakta dilapangan menunjukkan bahwa tidak semua orang yang berusia lanjut bersikap dewasa, begitu pula sebaliknya. Banyak anak muda yang menunjukkan kedewasaan luar biasa dalam menghadapi hidup karena sudah berpengalaman, didikan, atau kondisi tertentu yang menuntut mereka untuk lebih cepat matang. Disisi lain, ada pula orang dewasa secara usia yang masih bersikap kekanak-kanakan dalam menghadapi konflik, perbedaan, atau tanggung jawab. Dimasa sekarang, fenomena konflik antara usia dan kematangan emosional semakin tampak jelas dalam berbagai aspek kehidupan sosial. Banyak orang dewasa secara usia bahkan yang sudah memasuki usia kepala tiga atau empat masih menunjukkan sikap yang implusif, sulit menerima kritik, dan cenderung menyalahkan orang lain atas kegagalan diri sendiri. Sebaliknya, tidak sedikit anak muda usia 17 hingga awal 20 an yang justru tampil lebih bijak, mampu mengelola emosi, dan mengambil keputusan secara rasional. Hal ini bisa dilihat di lingkungan kerja, ketika generasi muda lebih terbuka terhadap perubahan dan tanggap terhadap solusi, sementara sebagian yang lebih tua enggan beradaptasi dan mempertahankan ego. Media sosial pun menjadi cermin nyata dari perbedaan ini. Komentar dan perdebatan sering kali memperlihatkan bahwa kematangan emosional tidak ditentukan oleh angka umur, melainkan oleh pengalaman hidup, tingkat literasi emosional, dan pola pikir seseorang. Hal ini memunculkan tantangan baru dalam hubungan antar generasi, dimana penghargaan terhadap seseorang tidak lagi bisa diberikan semata karena senioritas, tetapi harus dilihat dari kualitas sikap dan kedewasaannya dalam berpikir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun