Mohon tunggu...
Nova SitiUmaya
Nova SitiUmaya Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Life is Like Traffic Lights~ masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Dokter, Pahlawan yang Terlupakan

25 November 2020   08:49 Diperbarui: 13 Januari 2021   10:01 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Oleh Nova Siti Umaya

Mahasiswa KPI Unisnu Semester 5

Di awal tahun 2020, masyarakat Indonesia di khawatirkan dengan suatu penyakit/virus yang saat ini telah disepakati oleh WHO (World Health Organization) pada tanggal 11 Maret 2020 sebagai pandemi global yakni Covid-19 (Corona Virus Disease-19). Sesuai dengan namanya, virus ini pertama kali ditemukan pada akhir tahun 2019 di Negara China tepatnya di kota Wuhan.(CNBC Indonesia)

Ketua Tim Mitigasi PB Ikatan Doktor Indonesia (IDI) Adib Khumaidi menyebutkan bahwa per 10 November 2020 sudah ada 159 dokter yang gugur akibat terinfeksi Covid-19 saat menangani pasien yang terinfeksi. Dan hingga tanggal 16 November 2020, tercatat sekitar 162 dokter telah gugur. (Merdeka.com)

Virus ini merupakan virus baru yang belum pernah teridentifikasi pada tubuh manusia sebelumnya. Ditandai dengan adanya gejala demam tinggi disertai batuk kering dan sesak nafas yang berlangsung sekitar 1-14 hari. Namun saat ini telah muncul gejala baru yang diyakini sebagai gejala awal terinfeksi virus tersebut, yakni adanya ganguan indra penciuman. virus corona dapat ditularkan dari manusia ke manusia melalui droplet yang dikeluarkan dari percikan batuk maupun bersin.

Pada masa pandemi seperti ini, Dokter sebagai benteng terakhir dalam menangani covid-19 di Indonesia. Berjuang tanpa kenal lelah dan pamrih, dengan ikhlas mereka tinggalkan keluarga mereka demi keselematan bangsa Indonesia, menahan rindu entah hingga kapan. Tak kenal waktu, tak lagi memikirkan keselamatan mereka sendiri. Berapa banyak tim medis yang telah gugur dalam melaksanakan kewajibannya.

Selasa, 10 November 2020, pahlawan tak lagi diartikan sebagai mereka yang berjuang melawan penjajah di medan perang. Karena pahlawan adalah sosok yang menonjol karena keberaniannya, maka siapapun meraka bisa dikatakan pahlawan. Dokter pahlawan Bangsa saat ini. Begitulah sekiranya penghargaan yang bisa Kami berikan atas keberaniannya sebagai benteng terakhir di masa pandemi.

Hingga tak terasa, hampir genap satu tahun pandemi ini melanda bangsa Kita Bangsa Indonesia setelah secara resmi dikonfirmasikan oleh Presiden RI Bapak Joko Widodo pada senin, 2 Maret 2020,. Namun perjuangan dokter sebagai benteng terakhir kerap sekali diabaikan. Tidak jarang kita jumpai masyarakat yang acuh terhadap anjuran dokter. Protokol kesehatan tak lagi dihiraukan. Angka korban kematian yang meningkat tak lagi diindahkan. Dengan tanpa rasa berdosa mereka lupakan semua pengorbanan para dokter. Seakan perjuangan mereka adalah hal yang sia-sia.

Berkerumun, tak lagi mengenakan masker mulai kerap dijumpai. Mungkinkah mereka bosan? Ataukah jenuh? Tentu. Namun, apakah itu semua adalah solusi dan jawaban atas segala permasalahan? Tentu bukan. Lalu bagaimana dengan dokter serta tenaga media yang masih berjuang sampai detik ini? Apakah mereka bosan dan jenuh? Tentu iya kawan. Kita mulai lupa akan semua pengorbanan pihak-pihak yang berkontribusi demi terputusnya rantai penularan Covid-19. 

Sebagai garda terdepan dalam usaha memutus rantai penularan, masyarakat memegang peran yang tak kalah penting. Virus corona (covid-19) diibaratakan pasukan tentara yang siap menjajah bangsa Indonesia. Maka untuk turut menjaga pasukan khusus yakni dokter, masyarakat umum harus tetap menjaga kesehatan baik dirinya maupun orang lain. Karena semakin banyak dokter yang gugur di lapangan akan berpengaruh kepada keselamatan banyak jiwa.

Kondisi serta mental para dokter sedang diuji ketahanannya akibat pandemi yang tak berkesudahan. Menurut Adib, covid- 19 adalah problem kesehatan. Intervensinya ya harus intervensi kesehatan. Maka dokter dan tenaga medis harus menjadi unsur atau tenaga yang harus dilindungi kesehatan dan keselamatannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun