Kerja bangku adalah salah satu kegiatan dasar dalam bidang teknik mesin yang dilakukan secara manual menggunakan alat tangan. Proses ini biasanya dilakukan di atas meja keria atau workbench dengan tujuan membentuk, memotong, atau merapikan benda kerja. Alat-alat yang digunakan meliputi ragum, kikir, gergaji tangan, serta alat ukur seperti jangka sorong dan mistar. Meskipun sederhana, kerja bangku memerlukan ketelitian, ketelatenan, dan pemahaman teknik dasar yang baik. Kemampuan ini menjadi fondasi penting bagi mahasiswa atau teknisi yang terlibat dalam proses manufaktur.
      Dalam pelaksanaan kerja bangku, setiap langkah harus dilakukan secara sistematis dan terstruktur agar tidak terjadi kesalahan yang dapat merugikan baik secara waktu maupun bahan. Langkah pertama biasanya dimulai dengan pengukuran dan penandaan menggunakan alat ukur presisi, dilanjutkan dengan proses pemotongan dan pembentukan sesuai rancangan atau gambar kerja yang telah disiapkan. Kesalahan kecil pada tahap pengukuran atau penandaan bisa berakibat fatal pada hasil akhir. Oleh karena itu, latihan kerja bangku di lingkungan pendidikan teknik mesin tidak hanya melatih keterampilan fisik, tetapi juga membentuk karakter kerja yang teliti, cermat, dan disiplin. Selain itu, kerja bangku juga menjadi sarana untuk memahami cara kerja berbagai alat tangan secara langsung, yang nantinya akan sangat berguna saat bekerja di industri manufaktur atau bengkel permesinan.
      Meskipun kemajuan teknologi telah membawa berbagai mesin otomatis seperti CNC dan robot industri, keterampilan kerja bangku tetap memiliki tempat penting dalam praktik permesinan. Dalam kegiatan seperti pembuatan prototipe, perakitan manual, dan pekerjaan perbaikan yang membutuhkan fleksibilitas serta ketelitian tinggi, keterampilan ini menjadi sangat relevan dan tidak bisa sepenuhnya digantikan oleh mesin. Selain itu, seorang teknisi yang memahami prinsip dasar kerja bangku akan lebih mudah memahami proses manufaktur secara keseluruhan, termasuk bagaimana suatu komponen dibuat, disesuaikan, dan dirakit. Hal ini memberikan nilai tambah bagi teknisi tersebut karena mampu menyelesaikan berbagai permasalahan teknis dengan pendekatan manual ketika dibutuhkan. Oleh sebab itu, penguasaan kerja bangku bukan hanya sekadar keterampilan dasar, tetapi juga bagian penting dari kompetensi profesional dalam dunia teknik mesin yang tidak boleh diabaikan.
Penulis: Novarama Adi Nirwana
Mahasiswa Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI