Mohon tunggu...
Politik

Menunggu Cak Imin Menenggak "Racun Pahit" Kalajengking Jokowi

10 Mei 2018   05:29 Diperbarui: 10 Mei 2018   05:48 621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kerja keras Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar untuk menjadi pendamping Jokowi di Pilpres 2019 sepertinya akan kandas.

Ia sepertinya akan menelan pil pahit setelah usahanya berbulan-bulan keliling daerah, blusukan pakai vespa, sowan ke kyai-kyai, pasang baliho di sudut-sudut kota bahkan melebihi baliho Asian Games 2018, karena ada sinyal kuat sepertinya Jokowi akan memilih tokoh lain.

Bukan tidak mungkin hal itu akan terjadi, mengingat track record pria yang akrab disapa Cak Imin itu tidak mampu menjawab kebutuhan Jokowi.

Siapa yang tak kenal Cak Imin? Namanya mulai melejit di belantika perpolitikan nasional setelah 'berseteru' dengan mantan Presiden Indonesia Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Dan semakin melejit pada Pemilu 2014 lalu setelah berhasil menunggangi popularitas si Raja Dangdut, Rhoma Irama.

Namun, di balik kehebatan seorang cicit pendiri ormas terbesar di Indonesia Nahdlatul Ulama (NU) itu, tentu menyisakan banyak kekurangan demi kekurangan, yang, sekali lagi, tidak mampu mengimbangi kebutuhan Jokowi.

Tidak bisa ditawar lagi, bahwa saat bertarung di Pilpres 2019 nanti, Jokowi sangat membutuhkan sosok pendamping yang memiliki latar belakang ekonomi. Sebab kondisi ekonomi saat ini sedang mengalami degradasi, utamanya nilai tukar rupiah yang kian hari kian ironi.

Tentu saja, melemahnya nilai tukar rupiah yang terjadi dalam dekade terakhir ini merupakan ancaman bagi perekonomian Indonesia. Jika tidak segera ditangani, bukan tidak mungkin musibah inflasi cepat atau lambat akan menghampiri.

Jokowi butuh sosok pendamping yang paham betul dan punya solusi untuk membenahi perekonomian bangsa yang semakin hari semakin semakin mendekati zona awas. Hutang semakin menumpuk, daya beli masyarakat berkurang, serta kurs rupiah semakin melorot.  

Jadi, kembali ke Cak Imin tadi. Ketum PKB yang pernah 'php'  Mahfud MD dan Rhoma Irama pada Pemilu 2014 ini, jelas tidak memiliki basic ekonomi sama sekali. Saat mahasiswa, ia merupakan aktivis mahasiswa PMII. Latar belakang pendidikannya pun politik. Jadi sangat tidak mungkin Jokowi akan memilihnya untuk berduet di Pilpres 2019 mendatang.

Cak Imin hanya sosok politisi yang namanya dikenal masyarakat lantaran merupakan cicit dari salah satu pendiri NU, KH Bisri Syansuri (Allahummaghfirlahu). Tidak lebih. Andai dia bukan keturunan kyai pendiri NU, besar kemungkinan ia tidak banyak dikenal masyarakat seperti saat sekarang ini.

Kemudian, soal kekuatan massanya yang katanya adalah NU, sepertinya hal itu hanyalah klaim belaka. Selain kyai-kyai dan warga NU banyak yang aktif di PPP, Cak Imin sepertinya juga tidak akan diterima oleh kalangan NU versi 'Gus Durian'. Mengapa? Tentu saja kalian sudah tahu jawabannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun