Menjadi seorang mahasiswi yang setiap harinya memiliki kebutuhan pastinya ada saja sampah rumah tangga yang dihasilkan, terutama bagi mahasiswi yang tinggal di lingkungan kos.Â
Setiap harinya sampah akan terus menumpuk dan dijadikan satu di pembuangan depan rumah kos, setiap tiga hari sekali ibu kos akan membakar sampah-sampah tersebut dan menjadikan polusi udara yang mengganggu anak-anak kos yang tinggal disana dan masyarakat sekitar.Â
Dari adanya fenomena polusi udara tersebut, sebagian anak dikos mencoba membicarakan kepada ibu kos perihal dengan polusi udara yang dihasilkan dan memilih untuk iuran bayar sampah setiap bulannya yang mana uang iuran sampah akan diserahkan kepada pengelola daur ulang sampah, akan tetapi ada juga sebagian anak yang keberatan dengan keluhan tidak mau ikut membayar iuran sampah karena dirasa mengeluarkan uang lagi. Â
Menurut saya sendiri akan lebih baiknya anak-anak kos memilih membayar iuran sampah setiap bulannya dengan dana kesepakatan bersama, karena daripada membakar sampah rumah tangga seperti bahan plastic akan berbahaya bagi lingkungan, karena bahan-bahan tersebut melepaskan bahan kimia beracun yang mencemari udara.Â
Udara yang tercemar karena asap pembakaran sampah dapat dihirup oleh manusia dan hewan, disimpan di tanah, serta terpapar ke permukaan air dan tanaman.
Oleh karena itu, kita sebagai mahasiswa konservasi harus menjaga lingkungan sekitar kita dengan baik. Baik kebersihan lingkungan maupun kebersihan udara, lebih baik membayar sampah untuk diolah oleh ahlinya dengan iuran setiap bulannya demi menjaga kesehatan tubuh kita dari sekarang daripada membakar sampah. Sayangi kesehatan tubuh kita sebelum terlambat.