Mohon tunggu...
Mas Rofi
Mas Rofi Mohon Tunggu... Guru - Percayakan pada Ahlinya semua konten Digital sekolah

Pembelajar yang selalu berusia 24 tahun, dan akan selalu berusia 24 tahun sampai kapanpun, bercita satu memberikan yang terbaik untuk sebanyak-banyak manusia.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Gagal Kelola Perbedaan, Ciri Lemah Kepemimpinan

23 November 2018   21:06 Diperbarui: 23 November 2018   21:28 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Kenapa disebut organisasi? Alasan utamanya adalah ia memiliki sifat layaknya sebuah organisme. Mampu bertumbuh sehat, menguat dan ataupun sebaliknya. Tatakelola yang menyebabkan ia menjadi semakin sehat atau sakit, membesar ataupun mengecil. Ada dua unsur yang memberikan perubahan yang signifikan untuk sang organisme itu sendiri. 

Unsur internal seperti ukuran akar dan kemampuan akar menembus lapis bumi menemukan air dan yang lainnya. Serta unsur eksternal berupa kondisi tanah, suhu udara dan hal lain diluar.

Untuk memudahkan, saya menyebut organ sebagai sebuah tumbuhan ya. Unsur internal adalah simbol dari semua unsur didalam tumbuhan. Tidak ada yang lebih penting dari yang lain, semua equal. Daun tidak boleh merasa lebih penting dan sombong karena disana tempat produksi klorofil, karena tanpa akar, daun tak pernak bisa melakukan proses fotosintesa.

Di dimensi yang lain, betul ketua sebuah organisasi penting. Tetapi keberadaannya tanpa support bagian lain pasti tidak berjalan. Apatah lagi sebuah organisasi dengan jaringan berjenjang kebawah. 

Ada hirarki yang muncul. Keangkuhan yang ditunaikan oleh pimpinan diatas, tentunya akan menimbulkan sebuah respon. Karena memang, sebuah reaksi tidak bisa berdiri tunggal. Ia didahului oleh aksi-aksi sebelumnya. Kemampuan membaca sisi terdalam ini harus dimiliki oleh pimpinan, hingganya mampu membaca lebih detail apa yang terjadi, dengan kacamata netral, bukan parsial berdasa claiming kebenaran.

Saya tertarik membaca lebih dalam, sebetulnya apa yang ada dalam benak beberapa oknum sebuah organisasi yang hobinya memberikan stempel "Salah!" Polisikan!" Pencemaran nama baik!" dan sebutan lain yang sejenis. Bagaimanakah mereka memandang rekan yang sama dalam satu perahu. Hingga sekali terlihat berbeda, langsung seperti satu bahasa menyebut yang berbeda pandang sebagai pihak yang butuh dipaksa keluar. Masukan dan pandangan berbeda

"Sesungguhnya tidak ada sesuatu apapun yang paling berat ditimbangan kebaikan seorang mu'min pada hari kiamat seperti akhlaq yang mulia, dan sungguh-sungguh (benar-benar) Allh benci dengan orang yang lisnnya kotor dan kasar." (Hadts Riwayat At Tirmidzi nomor 2002, hadts ini hasan shahh, lafazh ini milik At Tirmidzi, lihat Silsilatul Ahdts Ash Shahhah no 876)

Kualitas manusia akan kembali ke apa yang diucapkan oleh lisannya. Baik pilihan kata, begitu pula persepsi tentang akhlaknya. Pimpinan organisasi ini selurus apapun visinya, seikhlas apapun niat dihatinya, namun jika dilingkar terdekatnya terisi oleh tim yang hanya menggunakan pendekatan, "hantam!.. Pukul! Laporkan!" rasanya tidak yakin organisasi seperti ini mampu bertumbuh sehat dan menguat apatah lagi mengembang.

Pola Komunikasi

Titik sentral sebuah organisasi terletak pada pola komunikasinya. Perbedaan menjadi hal yang lumrah ditengah semua tim yang ada. Jembatan yang menghubungkan perbedaan ini adalah komunikasi. Telinga pimpinan butuh lebar dan tebal, dan menjauh dari alergi masukan perbaikan. Dan tentunya, punya daya analisa yang tajam membaca perbedaan yang ada. 

Jika ada 100 ruang yang dipimpin, 90 ruang menyatakan diri untuk menyelisihi pimpinan, bijaknya yang membaca kedalam, pasti ada Sesuatu yang butuh dibetulkan dalam pola memimpinnya. Jika dirasa pola memimpin sudah benar, perbaiki pola komunikasinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun