Mohon tunggu...
Lala
Lala Mohon Tunggu... Penulis

Suka nulis, suka mikir, kadang overthinking tapi produktif. Pernah ikut kursus psikologi dari Yale dan Mini MBA dari IBMI Berlin—karena belajar itu seru, apalagi kalau bisa dibagi. Sempat tercatat di Asian Book of Records, alhamdulillah bukan karena hal viral. Di Kompasiana, saya nulis buat ngobrol—dengan diri sendiri dan siapa pun yang nyempetin baca.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

M*chat Aplikasi keren yang bisa jadi tidak keren

27 Februari 2025   00:58 Diperbarui: 27 Februari 2025   17:17 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pixabay.com/vectors/chat-icon-social-network-1873536/

M*chat: Aplikasi Sosial yang Disalahgunakan untuk Prostitusi Online?

M*chat, aplikasi perpesanan dan sosial media yang populer di Asia Tenggara, sebenarnya dirancang untuk memudahkan pengguna berkomunikasi dan bertemu orang baru. Tapi, seperti pisau bermata dua, aplikasi ini juga rentan disalahgunakan untuk hal-hal yang nggak bener, salah satunya prostitusi online. Gimana ceritanya? Yuk, kita telusuri!

Sejarah Singkat M*chat

M*chat pertama kali diluncurkan pada tahun 2015 oleh sebuah perusahaan teknologi asal Malaysia. Aplikasi ini cepat populer berkat fitur-fitur kerennya, seperti:

  • Obrolan teks dan panggilan suara

  • Berbagi foto dan video

  • Fitur "Nearby" yang memungkinkan pengguna menemukan orang di sekitar lokasi mereka.

Fitur "Nearby" ini awalnya ditujukan untuk membantu orang berkenalan atau bertemu teman baru. Tapi, sayangnya, fitur ini malah jadi celah untuk disalahgunakan.

Kenapa M*chat Jadi Sasaran Penyalahgunaan?

Nggak bisa dipungkiri, M*chat dan aplikasi sejenisnya sering jadi sarana untuk aktivitas ilegal, termasuk prostitusi. Ini dia beberapa alasannya:

  1. Fitur "Nearby" yang Memudahkan
    Fitur ini memungkinkan pengguna menemukan orang di sekitarnya dengan cepat. Sayangnya, pelaku prostitusi memanfaatkannya untuk mencari klien.

  2. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Analisis Selengkapnya
    Lihat Analisis Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun