Mohon tunggu...
Noval Kurniadi
Noval Kurniadi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Speaking makes words, writing makes wor(l)ds

Passion is the fashion for ur ACTION. Passion without action is NO MENTION! | Kontributor wikipedia | www.valandstories.com | Novalku@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

"Haunted Hotel", (Bukan) Uji Nyali di Hotel Berhantu

23 Februari 2018   19:40 Diperbarui: 23 Februari 2018   19:43 956
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(dok. worldofbuzz.com)

 

Penasaran seperti apa rasanya uji nyali di  hotel berhantu?

Itulah yang terjawab saat saya bersama teman-teman komik nobar "Haunted Hotel" beberapa waktu lalu. Sesuai judulnya, film ini bercerita tentang sebuah hotel   berhantu bernama Amber Court yang berlokasi di Genting Highland,   Malaysia. Sekilas nama hotel tersebut adalah buatan atau rekayasa   semata. Namun sebenarnya Amber Court tbenar-benar ada di dunia nyata   loh! Coba aja ketik di google ataupun youtube dengan kata kunci 'haunted hotel'.Pasti deh nama Amber Court akan muncul! 

Amber   Court menjadi hotel yang buat bulu kuduk berdiri karena konon hotel   tersebut menjadi lokasi favorit bagi para turis untuk melakukan bunuh   diri. Tidak hanya sekali atau dua kali saja melainkan berulang kali.   Nah, unsur misteri yang terkandung di dalamnya itulah yang akhirnya   menginspirasi Om Ryon Lee, seorang sutradara asal Malaysia untuk   mengangkat hotel Amber Court menjadi latar tempat dalam sebuah film.   Sejak itulah terciptalah film "Haunted Hotel"!

Fokus  cerita  "Haunted Hotel" terletak pada usaha Ling dalam menyelamatkan  nyawa  kekasihnya, Jun yang konon telah diambil oleh hantu penunggu  hotel. Hal  itu bermula dari perjalanan Ling dan Jun dalam menjalankan  tugas dinas  di Malaysia. Di sana mereka menginap di sebuah hotel di  Genting  Highland dengan nomor kamar 1147. Alih-alih dapat beristirahat  dengan  tenang, mereka justru mendapatkan teror. Satu per satu kejadian  mistis  pun menghampiri mereka. Puncaknya terjadi ketika Ling dan Jun  kabur  dengan mengendarai sebuah mobil namun Jun malah keburu tertangkap  oleh  sesosok hantu wanita. Jun pun tewas dengan kondisi mengerikan:  kepala  dan badan terpisah dan bercucuran darah.

Kondisi  tersebut membuat Ling menjadi depresi. Wanita mana yang tidak sedih  jika ditinggal oleh calon suaminya sendiri? Itulah yang ia rasakan.  Sedih belum usai, ketakutan demi ketakutan terus menyelimuti diri Ling.  Ling pun dihadapkan dengan berbagai pengalaman ghaib. Di sisi lain, Ling  masih punya secercah harapan. Jun masih bisa selamat dan mengalami  reinkarnasi dengan beberapa ketentuan. Salah satunya adalah Ling harus  menemukan kepala Jun dan mau tak mau mengantarkannya untuk kembali pergi  ke hotel berhantu!

Mampukah Ling menghadapi ini semua?

Ketika  menonton film ini saya punya ekspektasi lebih. Dengan embel-embel  'Thailand' sebagai negara kolaborasi pembuat film selain Malaysia dan  Tiongkok, saya sudah membayangkan betapa mencekamnya film ini dan bahkan  sampai-sampai membuat saya terus terngiang-ngiang hingga film selesai  ditonton. Terlebih film horor Thailand tak perlu diragukan lagi  kualitasnya. Namun ternyata hasilnya tidak sesuai harapan. Meski  melibatkan tiga negara, film "Haunted Hotel" gagal membuat saya membuat  bulu kuduk berdiri sepanjang menonton.

Aom Sushar, pemeran Ling dalam film
Aom Sushar, pemeran Ling dalam film
Adegan-adegan  menyeramkan dan menegangkan hanya terjadi di awal-awal film, terutama  saat Ling dan Jun kabur dari hotel menggunakan mobil namun ternyata  malah 'ketemu' dengan setan dan membuat si Jun mati. Namun setelah itu  tingkat ketegangannya semakin lama justru semakin menurun. Jika biasanya  nonton film horror membuat saya ingin sesekali memejamkan mata atau  mengalihkan perhatian karena takut dengan sosok seram, "Haunted Hotel"  tidak membuat saya melakukan demikian.

Sebenarnya  saya suka dengan pengambilan ide cerita yang diangkat dari salah satu  hotel berhantu di Malaysia dan bahkan Asia. Menurut saya itu ide bagus  karena bisa sebagai salah satu promosi pariwisata juga. Namun sayangnya,  eksekusi yang dilakukan oleh Om Ryon terbilang masih sangat kurang.  Saya pikir latar cerita akan didominasi di hotel. Namun nyatanya hanya  sekitar 20% saja latar cerita yang terjadi di hotel. Selebihnya latar  cerita dilakukan di Rumah Sakit, bus, bandara, hutan dan beberapa tempat  yang tak berkaitan dengan hotel Amber. Saya pun menyayangkan. Judulnya  "Haunted Hotel" tapi kenapa adegan-adegan horror di hotelnya sedikit?

Selain  itu adegan-adegan seramnya cenderung dipaksakan. Mungkin sang sutradara  ingin membuat adegannya terlihat seram, namun sebagai penonton saya  jujur tidak merasa takut dan sebaliknya malah membuat saya berpikir,  "Ini apa sih?". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun