Mohon tunggu...
Nurain bintiQodim
Nurain bintiQodim Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi kece

If the plan doesn’t work, change the plan but never the goal.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Abdullah Bin Ummi Maktum: Pahlawan Tuna Netra dalam Sejarah Peperangan Islam

27 Januari 2021   15:41 Diperbarui: 27 Januari 2021   15:48 960
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: arrisalah.net

Abdullah Bin Ummi Maktum adalah seorang tunanetra sahabat nabi Muhammad SAW. Karena Abdullah Bin Ummi Maktum juga, Rasullah Ditegur langsung Oleh Allah.

Abdullah Bin ummi maktum adalah sepupu istri Rasullah Khadijah binti Khuwalid. Ayahnya adalah Qays bin zayid. Ibunya adalah atikah binti Abdullah. Ternyata alasan mengapa ibunya disebut Ummi Maktum (ibu yang tersembunyi) karena dia melahirkan anak berkebutuhan khusus.Dalam sejarah Islam, Abdullah bin Ummi Maktum dikenal seorang yang memiliki ilmu dan adab yang istimewa yang dikaruniai oleh Allah kepadanya. Allah menggantikan kebutaan mata Abdullah Bin ummi Maktum sebagai cahaya dalam pandangan dan pancaran di hatinya. Sehingga ia dapat melihat dengan mata hati, apa-apa yang tidak dapat dilihat oleh mata orang lain, hatinya dapat mengetahui apa yang tersembunyi.

Abdullah bin Ummi Maktum menyaksikan bangkitnya Islam di Makkah. Dia termasuk orang pertama yang menerima Islam. Ketika itu ia masih muda belia, sehingga hatinya merasakan betul manisnya keimanan. Ketika dewasa, ia merasakan bahwa ajaran Islam telah menjadikan hatinya bersih, sehingga walaupun matanya tak mampu melihat, namun itu merupakan nikmat besar yang dikaruniakan Allah kepadanya.

Biasanya, Ketika baginda Rasullah pergi ke medan perang, beliau selalu menunjuk Abdullah bin ummi maktum menjadi wakil beliau di Madinah, mengimami shalat jamaah di mihrab beliau, dan berdiam disebelah kiri mimbar dengan khusyuk.

Ibnu Ummi Maktum mempunyai naluri yang sangat peka untuk mengetahui waktu. Setiap menjelang fajar, dengan perasaan jiwa yang segar ia keluar dari rumahnya untuk mengumandangkan azan di masjid Rasul.

Dia (ibnu ummi maktum) selalu bergantian azan dengan Bilal Bin Rabah. Seperti Dalam hadis Ibnu Umar di dalam shahihaian, ia berkata, Rasulullah mempunyai dua orang tukang azan; bilal dan Ibnu Ummi Maktum seorang yang buta penglihatannya. Beliau bersabda, sesunggunya Bilal mengumandangkan azan pada waktu malam hari. Oleh karena itu, makan dan minumlah kalian hingga Ibnu Ummi Maktum mengumandangkan azan". Hadis ini secara jelas menunjukkan bahwa Bilal mengumandangkan azan di malam hari sebelum terbit fajar kemudian Ibnu Ummi Maktum mengumandangkan azan setelah itu bila mana fajar telah terbit.

Allah telah memuliakan Abdullah Bin Ummi Maktum. Ketika nabi sedang duduk Bersama dengan para pemuka Quraisy, tiba-tiba Ibnu Ummi dating menanyakan tentang sesuatu kepada baginda, namun baginda mengelak karena sibuk berbicara kepada tokoh quraisy itu. Allah pun langsung menegur baginda Rasullah dengan menurunkan ayat yang berbunyi " Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling, karena telah dating seorang buta kepadanya. Tahukan kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa), atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfaat kepadanya? Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup, maka kamu melayaninya. Padahal tidak ada (celaan) atasmu kalua dia tidak membersihkan dirinya (berimah). Dan Adapun orang yang dating kepadamu dengan bersegera (untuk mendapatkan pengajaran), sedang ia takut kepada (Allah), maka kamu mengabaikannya." (QS Abasa: 1-10).

Ketika turunnya ayat ini, Rasullah langsung memanggil Ibnu Maktum dan memberinya suatu kehormatan dengan menunjuknya sebagai wakil beliau di Madinah pada saat beliau menghadapi peperangan untuk pertama kalinya.

Suatu Ketika Abdullah Bin Ummi Maktum menyampaikan keinginannya kepada para sahabat untuk dapat ikut berjihad. Tentu saja para sahabat merasa sangat senang karena keutamaan yang dimilki Ibnu Ummi Maktum. Walaupun matanya buta, telah lama isa mengharapkan dapat ikut berperang Bersama Rasulullah dan pasukan Muslimin.

Abdullah bin Ummi Maktum merasa sangat sedih dan pilu tatkala ayat turun wahyu kepada Rasulullah yang berbunyi, "Tidaklah sama antara orang mukmin yang duduk (yang tidak ikut berperang)."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun