Mohon tunggu...
nizam burhanudin
nizam burhanudin Mohon Tunggu... Teknisi - Fungsional Penguji K3

Menulis, bernyayi main bola

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

K3 Itu Apa Sih?

8 Juni 2023   22:36 Diperbarui: 9 Juni 2023   13:36 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

K3 istilah yang masih saja tidak familiar di telinga warga Indonesia bahkan dikalangan tenaga kerja.

Tapi  kenapa ya  ?, memang aneh  tapi itulah kenyataan yang harus kita terima, pahit tapi itu kenyataanya, K3 usiamu sudah beranjak tua dalam ukuran manusia, pada tahun 1970 kau lahir, 53 tahun kini usiamu, setiap tahun kami rayakan hari kelahiranmu dengan penuh sukacita, dari Sabang sampai Merauke dari pulau Miangas sampai pulau Rote, bersuka cita memperingati mu, perlombaan diadakan, acara program - progam diadakan, spanduk - spanduk bertebaran, bahkan dengan penuh hikmat kami naikan bendera kebanggan kami Sang Merah Putih dari tingkat Kota sampai Negara untuk mengingatmu, Tapi kenapa masih saja tenaga kerja kami tidak terlalu kenal dirimu, kurang paham kamu itu apa, kamu tuh siapa, hak kamu apa dan kewajiban kami apa.

Tahun ini kami disuguhkan data dari BPJS ketenagakerjaan betapa tingginya angka kecelakaan kerja yang terjadi padahal katanya K3 itu hadir untuk melindungi mu dari kecelakaan kerja, kenapa, apa yang salah, sudah berapa uang yang digelontorkan pemerintah untuk menggaungkan mu, tapi apa yang salah.

Emang K3 ga langsung buat perut kenyang, emang sih K3 ga buat kita berhasrat imajinasi terpenuhi, tapi kalau K3 itu ga penting kenapa setiap tahun kami rayakan hari kelahiranmu dengan suka cita seolah olah kau adalah juru penyelamat kami dari kecelakaan kerja tapi kenapa di saat mata ini terbuka kecelakaan kerja masih tinggi, kenapa Tenga kerja kami kurang kenal dirimu  seolah olah tubuh tenaga kerja kami hadir untuk K3 tapi hatinya tidak hadir, seolah olah para pemimpin kami dalam memimpin upacara tanpa menghadirkan hati, terus apa yang harus kami lakukan agar engkau dikenal bukan hanya oleh telinga tapi dikenal oleh hati tenaga kerja kami dan semua pihak.

Ideologi negara kita pancasila, sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa menggambarkan bahwa warga negara kita, tenaga kerja kita berketuhanan, memiliki tuhan yang di sembah yang semua titahnya akan didengar dan taati,  jika kita sedikit mengutip ayat dalam Al Qur'an surat Al Baqarah 195 Allah SWT berfirman "janganlah jatuhkan dirimu dalam kebinasaan dan berbuat baiklah, sesungguhnya Allah mencintai orang yang berbuat baik". Dilapangan masih banyak tenaga kerja kita  yang menjatuhkan dirinya dari kebinasaan yang berkerja dengan sikap yang unsafe action dan kenapa para pengusaha kita masih banyak yang menghadirkan lingkungan yang masih unsafe condition sehingga kenyataannya masih saja tinggi angka kecelakaan kerja kita, klaim Kecelakaam kerja yang digelontorkan BPJS Ketenagakerjaan tahun 2022  2,3 T, angka yang cukup tinggi, ini sebanding 2,5 kali anggaran Kemnaker dalam satu tahun,  jadi apa yang salah sebenarnya, apakah era semua line produksi harus memakai  robotik yang  tapi dimanakah nanti keadilan sosial yang menghadirkan kesejahteraan sosial dinegara berkembang seperti kita yang masih banyak tenaga kerja yang mengandalkan kekuatan fisiknya untuk berkerja karna level pendidikan mayoritas tenaga kerja kita masih SMA kebawah.

Jepang adalah salah satu contoh negara yang giat memberikan pendidikan usia dini  warga negaranya untuk displin, tertib sejak dini dan ini terlihat dari rapi bersihnya kota - kota di Jepang dan di Indonesia yang mayoritas muslim masyarakatnya  memiliki pandangan hidup bahwa kebersihan adalah sebagian daripada iman, menyingkirkan jarum dijalan adalah sedekah yaitu sikap menghilangkan unsafe condition adalah sedekah, namun ternyata di jepang sikap higienitas sangat diperhatikan dan sudah menjadi karakter budaya warga negara jepang disiplin kebersihan sanitasi yang baik bahkan mungkin lebih baik diterapkan masyarakat jepang dan itu ternyata diihasilkan dari penerapan kebiasaan sejak usia dini warga negara jepang sehingga sikap disiplin, higiene, sanitasi yang baik sudah menjadi sikap etis  moral masyarakat jepang disaat dewasa, sehingga mungkin saja ada hal yang fundamental yang perlu dicoba dalam pendekatan menangani masalah tingginya angka kecelakaan kerja di Indonesia, untuk jangka pendek memang dengan adanya regulasi tentang K3 itu penting namun harus didukung pengawasan yang kuat dan kesadaran semua pihak yang terkait sehingga walaupun tidak diawasi regulasi tentang K3 tetap di jalankan namun fakta realita dilapangan pendekatan seperti ini masih belum optimal dan secara  efektif dapat menurunkan angka kecelakaan kerja yang terjadi, jika kita lihat kebijakan tentang wajib WLKP sudah menjadi kewajiban setiap perusahaan untuk melaporkan yang diatur dalam UU No 7 Tahun 1981 namun dari data yang ada yang tercatat di BPS tahun 2016 jumlah perusahaan di Indonesia ada 26.7 juta sedangkan yang sudah melaporkan WLKP baru ada 850.000 an perusahaan yang melapor, artinya regulasi yang responsif saja tidak cukup kalau tidak dijalankan, maka tentunya diperlukan pendekatan jangka panjang yang bisa membuat K3 menjadi kebutuhan bukan hanya kewajiban, K3 adalah sikap etis moral tenaga kerja dan semua pihak terkait kebijakan K3 di Indonesia, K3 bukan hanya pandai diucapkan tapi ada di hati yang merangsang pikiran agar tubuh bergerak melaksanakan K3 sepenuh hati, K3 bukan hanya narasi formalitas, karna K3 adalah kita, dan K3 menjadi karakter yang tak perlu sering diucapkan tapi sudah tertancap di hati karna sudah menjadi makanan pokok wajib ada bagi tenaga kerja kita dan semua pihak bahkan bagi warga negara kita sudah layaknya seperti nasi yang harus wajib ada, karna belum disebut makan kalau tidak dengan nasi, belum disebut sejahtera kalau belum K3 dilaksanakan. Maka pendidikan sejak dini pengenalan K3 mungkin sudah harus digalakan, perkenalan K3 dengan calon pekerja bukan hanya dilakukan lembaga penampungan para pekerja tapi harus lebih bawah lagi, ada istilah kalau di saat masih anak kecil  proses belajar seperti menulis di batu sedangkan belajar di saat sudah dewasa seperti menulis di atas air, anak kecil masih bisa mudah diarahkan seperti ranting yang baru bertunas tapi disaat dewasa  jika dipaksakan akan patah, maka Pengalangan program K3 kesegala usia tentunya perlu dicoba dilakukan sehingga anak - anak yang nantinya akan dewasa sudah paham dasar - dasar, konsep K3 walaupun mereka tidak menjadi pekerja tapi K3 hakekatnya  ada di segala lini kehidupan, seperti buang sampah pada tempatnya, memakai sepatu, baju yang pas dengan ukuran tubuh itulah sebenarnya adalah konsep K3, jadi tidak ada yang dirugikan jika K3 coba diperkenalkan sejak dini, dalam surat Ar Arad ayat 11 Allah SWT berfirman "Allah tidak merubah keadaan suatu kaum jika mereka tidak berusaha merubah keadaannya", angka kecelakaan yang tinggi adalah masalah secara hakikat takdir Allah yang menentukan tapi 1 satu detik kedepan kita tidak tau apa yang terjadi, berpikir negatif adalah sikap berburuk sangka kepada Allah maka berbaik sangka adalah jalan terbaik yang di wujudkan dengan sikap dan langkah - langkah pencegahan, pengendalian apa yang harus dilakukan sehingga kondisi K3 kita di Indonesia lebih baik kedepan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun