Anak anda mungkin akan terlihat sedikit berbeda dari hari biasanya. Jika hari lalu ia dapat dengan santai mengerjakan sesuatu seperti menyisir atau menggunakan kaus kaki, tetapi hari ini ia sedikit berbeda.
Misalnya anak terlihat lama atau tidak bisa menyisir rambut yang ia harapkan. Sehingga harus berteriak, berlari, memaki, menggrutu, dan menendang. Ini adalah hal yang biasa. Ketidakwajaran anak ini sebenarnya menunjukan sesuatau ang telah terjadi pada dirinya.
Biasanya anak ini mengalami frustasi. Sebab mengapa anak anda frustasi yaitu karena pada masa ini anak sering sekali banyak keinginan. ika melihat sesuatu maka anak menginginkannya, begitu pula yang lain. Seolah mereka bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Selain itu anak merasa mampu mengerjakan segalanya, terutama apa yang mereka inginkan. Oleh karena itulah, pada saat seperti ini, ketika apa yang mereka inginkan dan apa yang terjadi dalam tubuhnya tidak perlu pola mendukung, mereka akan merasa frustasi.
Tahukah anda bahwa saat anak-anak frustasi, hormon-hormon stres mulai memasuki aliran darahnya. Jika rasa frustasi tersebut berlanjut dan tak berkurang, hormon-hormon terus bertambah sampai mengganggu kemampuan anak berfikir jernih. Ini kemudian mempengaruhi emosinya. Maka tidak heran anak yang frustasi bisa meledak tak terkendali.
Tetapi tentu sikap frustasi ini masih ada manfaatnya. Karena dengan anak mengalami frustasi, maka anak belajar menyelesaikan rintangan yang dialaminya. Artinya sebuah keterampilan baru yang sangat berharga yang sangat dibutuhkan sepanjang hidupnya.
Oleh karena itu anak-anak yang sering mengalami frustasi dalam pengalamannya, seperti jatuh bangun berlari hanya karena ingin menangkap bola, atau kesulitan menumpuk bola atau kesulitan bermain balok-balok menjadi suatu benda, ternyata ini semakin menambah pengetahuan menyelesaikan permasalahannya.
Tetapi mereka memang rentan sekali frustasi, yaitu karena selain faktor diatas faktor lain seperti, pola asuh orang tua, pembantu atau orang yang berada disekitarnya yang selalu membantu, sehingga ketika mereka dituntut untuk mandiri mereka kaget dan ketergantungan