Mohon tunggu...
Nissaull Khusna
Nissaull Khusna Mohon Tunggu... Freelancer - DREAMER
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

dreamer

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hindari Larangan Tanpa Jalan Keluar

28 Maret 2019   15:20 Diperbarui: 28 Maret 2019   15:58 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: theodysseyonline.com

Tidak jarang ketika orang tua melihat anaknya berbuat "nakal", seringkali langsung mencegah perbuatan anak. Tindakan yang demikian, pada saat tertentu, barangkali bisa dipertimbangkan. Namun suatu hal yang perlu dan sangat berguna untuk membentuk serta membangun diri anak adalah melarangnya kemudian memberikan alternatif jalan keluar. Dengan begitu, ini akan sejalan dengan uraian di atas, yaitu upaya memberikan motivasi kepada anak sekaligus mengarahkannya kepada jalan yang terbaik.

Dalam sebuah riwayat, kita akan mendapatkan bagaimana Rasulullah SAW, meletakkan konsep-konsep dasar dalam mendidik anak, dengan cara meluruskan kesalahan untuk selanjutnya tidak dibiarkan begitu saja, melainkan ditawarkan solusi terbaik demi kebaikan. Umar bin Abu Salamah ra, bercerita: "Ketika saya anak-anak, saya berada di dalam pemeliharaan dan perlindungan Rasulullah saw. Pernah tanganku bergerak ke sana ke mari untuk menjangkau mangkok makanan yang agak jauh). Beliau kemudian bersabda: 'Wahai anak! (yakni Umar) sebutlah nama Allah, makanlah dengan tangan kanan dan makanlah makanan yang ada di dekatmu. Sebab seperti itulah kebiasaanku ketika makan. " (HR. Bukhari-Muslim).

Dari riwayat di atas, kita akan mendapati bagaimana Rasulullah menegur Umar bin Abu Salamah dan selanjutnya beliau menunjukkan sebuah alternatif dengan jalan yang baik atau mauidzah hasanah. Menegur kemudian memberi jalan keluar bagi anak, seperti yang telah dilakukan oleh Rasulullah saw di atas akan sangat berarti sekali bagi anak. Anak akan mempunyai pilihan untuk berbuat. Kecenderungan untuk berbuat sesuatu akan dapat diarahkan ke tempat lain yang lebih baik. Ini akan sangat mem bantu anak untuk menentukan sikap dalam bertindak.

Dengan memberikan jalan keluar setelah larangan, ini telah membantu anak menentukan keinginannya sehingga akan menjadi motivasinya untuk berbuat selanjutnya. Satu sisi Anda sebagai orang tua berarti telah mengarahkan anak, dan di sisi lain anak pun akan merasa bahwa keinginannya (kecenderu- ngannya) bisa tersalurkan ke tempat yang lain, tanpa harus dimatikan sama sekali.

Memang sangat disayangkan, apabila kita sering menemukan banyak orang tua yang tidak berusaha memahami kecenderungan- kecenderungan anak. Mereka seringkali mengharuskan anaknya untuk menjadi anak yang patuh, tertib, tidak boleh nakal atau bandel, tidak boleh usil, harus menuruti kata-kata orang tua, dan tidak bertindak di luar apa yang diperkenankan orang tua. Inilah stereotipe orang tua (Indonesia), yaitu orang tua yang mengharapkan anaknya menjadi penurut dan bukannya memberikan kesempatan kepada anak-anaknya untuk mengembangkan potensi-potensi atau kecenderungan-kecenderungan yang ada dalam diri mereka.

Seorang peneliti asal Turki, Kagitcibasi, pernah meneliti sejumlah 20.403 orang tua di seluruh dunia, termasuk orang tua Indonesia. Dalam penelitian tersebut, terbukti bahwa orang tua yaitu ibu dan bapak di Indonesia, khususnya suku Jawa dan suku Sunda, mengharapkan anaknya menjadi penurut. Prosentase ibu-ibu dan bapak-bapak yang mengharapkan anaknya menjadi penurut adalah sebagai berikut : ibu Jawa 88 % , ibu Sunda 81 % , bapak Jawa 85% , dan bapak Sunda 76 %.

Melihat keadaan di atas, tampaknya kita perlu mengubah orientasi dalam hal mendidik anak. Mestinya kita tidak memaksakan apa yang sebaiknya berkembang pada mereka, tapi memberi kesempatan kepada kecenderungan-kecenderungan alami berkembang. Bukan sebaliknya malah menekan mereka agar mereka mengikuti kita, tetapi justru mendorong, dan bila memungkinkan, memfasilitasi kecenderungan-kecenderungan yang ada pada diri mereka agar bisa tumbuh dan berkembang dengan baik.

Dari sinilah, insya Allah segala tingkah laku anak yang selama ini anda anggap sebagai "kenakalan" akhirnya Anda rasakan sebagai potensi-potensi yang amat bermanfaat dan perlu anda kembangkan. Mudah-mudahan Allah SWT memberi kekuatan kepada kita semua untuk mendidik anak-anak kita ke jalan yang terbaik, dijauhkan dari hal-hal yang membawa pada jalan yang menyesatkan serta terhindar dari sesuatu yang mendatangkan madlarat. Allahumma amin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun