Mohon tunggu...
Nissaull Khusna
Nissaull Khusna Mohon Tunggu... Freelancer - DREAMER
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

dreamer

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gunakan Cermin Bukan Teropong

3 Desember 2017   04:59 Diperbarui: 3 Desember 2017   07:18 719
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sahabatku, Mari kita belajar memperbaiki dan mengkritik diri sendiri karena memperbaiki dan mengkritik orang lain itu tidak perlu belajar. Gunakan cermin untuk melihat kekurangan diri. Jerawat kecil di wajah kita sangat diperhatikan dan jangan gunakan teropong untuk melihat kesalahan kecil orang lain.

Perhatikan perkataan Abu Hurairah radhiyallahu anhu" salah seorang dari kalian dapat melihat kotoran kecil di mata saudaranya Tetapi dia lupa akan Kayu Besar yang ada di matanya"( adabul mufrod nomor 5 9 2,shahih) jika semua orang salah di mata Berarti ada yang perlu diperbaiki pada hati karena sifat ini membuatnya tidak akan punya teman dan tidak akan merasakan nikmatnya persahabatan. 

Al fudhail bin iyadh rahimahullah berkata," barangsiapa mencari teman yang tidak memiliki Aib sungguh ia akan hidup sendiri tanpa teman"(Sya'bul iman nomor 7887. Seseorang tidak boleh merasa baik karena kalau sudah merasa baik sulit untuk diperbaiki dan memperbaiki. Inilah hakikat dari tawaadhu selalu merasa diri belum baik dan merasa orang lain lebih baik dari dirinya. 

Abdullah al-muzani rohimahulloh berkata," jika iblis memberikan was-was kepadamu bahwa engkau lebih mulia dari Muslim lainnya, maka perhatikanlah. Jika orang lain yang lebih tua darimu, maka seharusnya engkau katakan," orang tersebut telah lebih dahulu beriman dan beramal Shalih dariku, maka ia lebih baik". 

Jika ada orang lain yang lebih mudah darimu maka seharusnya engkau," aku telah lebih dulu bermaksiat dan berlumuran dosa sedang lebih pantas mendapatkan siksa dibanding dirinya maka ia sebenarnya lebih baik dariku.Demikianlah sifat yang seharusnya engkau perhatikan Ketika engkau melihat yang lebih tua atau yang lebih muda darinya".( hilyatul Aulia 2/226)

Dengan merasa tidak lebih baik atau mulia dari orang lain seseorang yang tawadhu akan berusaha:

1. Memuliakan orang lain karena menganggap orang lain Lebih baik serta ia tidak mudah meremehkan orang lain. Sikap ini akan memudahkan ia berinteraksi dan melahirkan akhlak mulia.

2. Berusaha terus memperbaiki dirinya dan meningkatkan kualitas diri karena ia merasa ada yang perlu ditingkatkan.

Seperti kita ketahui bahwa semua yang diajarkan Islam terdapat juga dalam kehidupan kita sekarang. Seperti hadis-hadis di atas terdapat dalam peribahasa Indonesia yang berbunyi" gajah dipelupuk tak tampak semut diseberang tampakl" begitulah Islam sederhana namun begitu indah. Hal sekecil ini pun ada terdapat dalam Islam. Semoga kita semua dapat menjadi orang yang lebih baik bagi diri kita maupun orang lain

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun