Neraca perdagangan dan transaksi berjalan pada tahun sebelumnya defisit karena tingginya barang impor dan rendahnya ekspor. Akan tetapi berbeda halnya dengan sektor pariwitasa  yang neraca perjalanannya selalu surplus dari tahun ke tahun. Dengan banyaknya turis asing yang datang ke Indonesia menyebabkan datangnya turis asing sehingga menambah devisa negara dan berdampak positif terhadap neraca transaksi berjalan dan terbukti dari tahun 2009 hingga 2019 cadangan devisa dalam sektor pariwisata selalu meningkat. Sektor pariwisata merupakan salah satu leading sektor Indonesia yang menopang dalam Balance of Payment (BOP) Jasa.Akan tetapi pada tahun 2020 ini merupakan tahun yang buruk untuk sektor pariwisata ini karena adanya pandemi global. Dengan adanya mitigasi pemerintah dalam memutus mata rantai Covid-19 maka diberlakukan pembatasan mobilitas secara besar-besaran.
Dengan begitu, sektor pariwisata memberikan multiplier effect yang besar terhadap perekonomian. Dengan adanya pariwisata akan menciptakan tenaga kerja, meningkatnya produksi barang atau jasa dan mempercepat perputaran barang dan jasa. Menurut Bank Indonesia, sektor pariwisata berperan besar dalam menutup defisit transaksi berjalan. Maka dari itu, pada periode Jokowi yang ke-2 ini ingin mencanangkan 10 Bali baru di Indonesia dengan harapan bisa memperbaiki neraca transaksi berjalan.
Akan tetapi harapan Jokowi itu sirna setelah ada pandemi global yang berasal dari negara tirai bambu yang juga menyerang di Indonesia. sehingga penurunan wisatawan harusnya menurunkan cadanga devisa dan menyebabkan transaksi berjalan defisit. Akan tetapi fakta berkata lain, data mengungkapkan bahwa pada tahun 2020 di kuartal awal, surplus sebesar 3,27 triliun dollar AS, meningkat sebesar 0,53 miliar dollar AS.
Dalam kondisi pandemi seperti ini, dengan melemahnya leading sektor, akan tetapi neraca pembayaran surplus berbeda dari tahun sebelumnya yang defisit. Pada keadaan melemahnya sektor pariwisata ini terjadi surplus dalam neraca transaksi berjalan disebabkan yang pertama berkurangnya impor kendaraan bermotor dari Jepang. Dengan adanya kebijakan PSBB menyebabkan penurunan permintaan kendaraan bermotor di Indonesia. Keadaan membawa dampak positif terhadap BOP. Kedua  memang, dengan adanya kebijakan lockdown/social distancing memberikan pengaruh menurunnya ekspor akan tetapi penurunan impor lebih besar dibanding penurunan ekspor. Dengan menurunnya impor tersebut bisa menghemat cadangan devisa dan memperbaiki neraca transaksi berjalan. Dan yang ketiga adanya pembatalan pemberangkatan umroh dari Indonesia ke Arab Saudi yang juga akan menyebabkan penghematan pada cadangan devisa.
Dengan menurunnya kegiatan pariwisata, maka pemerintah memberikan keringanan pada sektor pariwisata. Dari adanya pandemi ini, sektor pariwisata saat ini tidak menjadi unggul akan tetapi yang paling rapuh. Dengan rapuhnya pariwisata dapat menyebabkan efek domino dari pengangguran baik dari sektor pariwisata maupun sektor transportasi (yang paling besar dampaknya) yang akan memberikan pengaruh penurunan daya beli masyarakat penurunan daya beli ini juga akan berpengaruh dalam lingkup yang lebih besar yaitu penurunan pertumbuhan ekonomi.
Untuk mengatasi pengangguran ini maka pemerintah mencanangkan prgram pra-kerja bagi masyarakat yang mata pencahariannya terdampak Covid-19. Kemudian untuk itu pemulihan pada sektor pariwisata akan selalu pemerintah lakukan agar sektor pariwisata tidak gulung tikar dan dapat kembali berjaya. Kemudian pemerintah juga melakukan relaksasi keijakan seperti pembebasan pajak penghasilan dan kelonggaran kredit.
Pasca Covid diharapkan terjadi ledakan pariwisata. Sebelum hal tersebut terjadi diharapkan pemerintah melakukan sebuah peningkatan keamanan kesehatan dalam pariwisata dari segi kebersihan maupun memperbaiki para tenaga kerja pada sektor pariwisata untuk mengajak wisatawan bergaya hidup bersih. Untuk mempersiapkan ledakan pariwisata kelak, diharapkan juga pemerintah memperbaiki fasilitas yang menunjang wisatawan untuk melakukan gaya hidup bersih tersebut misalkan dari perbaikan kamar mandi ataupun tempat cuci tangan. Â Dengan begitu mengikuti standar kebersihan internasional.
Sebaiknya, apabila pemerintah melakukan recovery nantinya, dalam sektor pariwisata sasaran wisatawan pertama adalah wisatawan domestik terlebih dahulu. Dengan begitu perlahan sektor pariwisata akan pulih secara perlahan.
Sebelum membuka pariwisata bagi wisatawan asing, pemerintah juga dapat mengatur kembali regulasi bagi wisatawan asing yang hendak masuk ke Indonesia misalkan melakukan tes kesehatan sebelum masuk ke dalam sebuah destinasi wisata.