Mohon tunggu...
nisa fitri
nisa fitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Saya seorang mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya yang saat ini sedang melakukan kegiatan matching fund

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pemanfaatan Tanaman Porang Sebagai Produk Olahan Khas Desa

4 Desember 2022   11:49 Diperbarui: 4 Desember 2022   11:55 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Universitas 17 Agustustus 1945 Surabaya melaksanakan program Matching Fund Kedaireka 2022 yang berlokasi di Desa Cupak Kecamatan Ngusikan Kabupaten Jombang yang di Ketuai oleh Prof. Dr. Tri Ratnawati, S.E., M.S.,Ak.,CA., CPA. Program Matching Fund atau disingkat MF merupakan bagian dari MBKM (Merdeka Belajar - Kampus Merdeka). Dalam kegiatan Matching Fund 2022 ini ada sekitar 70 mahasiswa dan terbagi menjadi beberapa kelompok dan menjalankan tiap program kerja yang berbeda.

Dokpri
Dokpri

Kali ini dari kelompok Penelitian Pemetaan Potensi Pertanian dari Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang dipimpin pendamping lapangan yaitu Ibu Dr. Ir. Wardah, MP., MM. dan juga dengan dosen pendamping lainnya yaitu Bapak Angga Dutahatmaja, S.Kom., MM. selaku dosen UNTAG yang melaksanakan Penelitian Pemetaan Potensi Pertanian.

Pelatihan Potensi Pertanian berbasis porang dilakukan pada tanggal 5 Oktober 2022. Untuk mendukung proses Pelatihan Potensi Pertanian berbasis porang ini kami membawa alat dan bahan yang digunakan untuk membuat olahan produk seperti oven listrik, tepung porang, tepung maizena, gula dan sebagainya.

Adapun tujuan yang dicapai dari program pendampingan Matching Fund di Desa Cupak Kecamatan Ngusikan Kabupaten Jombang dalam program kerja pelatihan dan pembuatan produk khas desa dengan diservikasi produk pertanian ini untuk meningkatkan potensi dengan produk pertanian olahan

Dokpri
Dokpri
khas desa serta usaha dalam mensejahterakan ekonomi masyarakat. Fokus kegiatan yang dilakukan adalah melakukan pelatihan langsung kepada masyarakat.

Dalam program pelatihan ini kami memberikan cara untuk pengolahan aneka makanan berbasis porang. Umbi tersebut berhasil diolah oleh masyarakat Desa Cupak menjadi cookies, kastengel, dawet, hingga cireng porang. Selain produk olahan yang dipasarkan ke masyarakat, umbi porang disupply ke pabrik porang untuk diproses menjadi keripik (chips) serta tepung porang dan diekspor.

Pada saat pelatihan berlangsung, para warga menyambut dengan baik dan mengikuti serangkaian kegiatan pelatihan pembuatan produk khas desa berbasis porang. Beberapa produk yang dihasilkan dalam pelatihan ini meliputi, cookies, kastengel, dawet, dan cireng.

Dokpri
Dokpri

Usai pelaksanaan kegiatan ini, kami berharap Desa Cupak dapat menghasilkan produk khas desa dari olahan berbasis porang. Semoga kelak Desa Cupak akan lebih banyak menghasilkan produk dari olahan berbasis porang di desa ini untuk mensejahterakan ekonomi masyarakat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun