Mohon tunggu...
Retno Wahyuningtyas
Retno Wahyuningtyas Mohon Tunggu... Human Resources - Phenomenologist

Sedang melakoni hidup di Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hati-hati, Penjahat Seksual Bergerilya di Jalanan!

5 Januari 2018   22:28 Diperbarui: 23 Juni 2019   23:48 971
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Malam ini saya mendapatkan pengalaman yang buruk sekali. Sebuah kontak wa asing tiba-tiba mengirimkan sebuah foto ke inbox whatsapp. Saya yang saat itu sedang online, langsung membuka pesan. Untungnya pengaturan gambar harus membutuhkan konfirmasi, namun ketika saya mendownloadnya, alangkah terkejutnya saya karena yang bersangkutan ternyata mengirimkan gambar penis, entah penisnya sendiri atau gambar yang diambil dari google. 

Gambar berupa foto alat vital laki-laki yang diambil dengan menggunakan flash, saya menduga bahwa itu adalah foto yang bersangkutan. Di lima menit pertama setelah mengirimkan, foto profilnya masih terlihat : tampilan rambutnya klimis rapi, berkulit putih, dan agak metroseksual. Entahlah, saya tidak pernah kenal nomor itu apalagi wajah pelaku. Namanya Nodi, setelah saya telusuri nomor yang bersangkutan terdeteksi asal Jawa Timur. 

Ah sial !

Yucks, menjijikkan, memuakkan, dan memprihatinkan.

Saya langsung menceritakan ke beberapa teman. Respon mereka pun beragam, saya akan mengklasifikasikannya dalam beberapa kategori : 

1. Mereka yang melek tentang isu perempuan dan tahu betul mengenai pelecehan seksual akan memiliki banyak langkah untuk menenangkan dan memberikan petunjuk apa yang harus saya atau korban pelecehan seksual lakukan. 

2. Teman yang belum melek pengetahuan tentang pelecehan seksual akan menganggap bahwa : benarkan tindakan tersebut penyakit atau menyimpang? Dengan tegas saya katakan iya, dan saya sampaikan bahwa tindakan tersebut juga tergolong dalam tindak pelecehan seksual. Lalu apa yang teman saya katakan selanjutnya? "Ciye, yang menjadi korban pelecehan seksual". Seketika saya hanya membalas dan mengirimkan sebuah tanda tanya. Sekaligus membayangkan betapa malangnya menjadi korban pelecehan seksual ataupun kekerasan seksual (apapun bentuknya) bahwa realitanya akan tetap ada cemooh lainnya salah satunya adalah victim blamming. Lindungilah semua perempuan di dunia, Tuhan.

3. Pihak yang bersimpati, memberikan dukungan lalu - meminta mengambil hikmahnya. 

* * *

Dan hikmah dari cerita malam ini adalah KURANG AJAR BETUL. Laki-laki yang dalam fase sedang sange-sangenya semestinya mampu menjaga diri dan privasinya lah ya. Atau pernyataan ini adalah ekspektasi yang ketinggian. Tapi saya tidak peduli lah ya, menurut saya tindakan ini adalah tindakan kurang ajar, tidak sopan, dan tidak termaafkan.

* * *

Semoga Tuhan menjaga seluruh makhluk, menjaga seluruh perempuan baik di dunia nyata maupun di dunia virtual. Semoga otak selalu dibawa-bawa, sementara urusan seksualitas sebaiknya diurus masing-masing. Bukan malah merugikan orang lain. Bedebah!

Yogyakarta, 2018.

Awal tahun yang penuh peringatan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun