Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bukan Setya Novanto, Heboh Daya Hersetiani Kabur dan Menantu Abu yang Sabar

28 November 2015   11:36 Diperbarui: 28 November 2015   11:36 3577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Daya Hersetiani I Sumber Tribunnews.com"][/caption]

Berita bukan hanya kisah heboh kasus Setya Novanto yang disebut mencatut nama Presiden Jokowi. Heboh istri cantik di Depok menghilang misterius dilaporkan suaminya. Sudah sejak 24 November 2015, Daya Hersetiani tak diketahui rimbanya. Suaminya, Ulin Nuha pun melaporkan ‘hilangnya’ Daya. Kisah Daya Hersetiani ini mengingatkan pada kisah Abu yang Sabar tentang kasus ‘kabur dan hilangnya’ Desya Destavarina beberapa tahun lalu. Semoga tidak ada kesamaannya. Lalu apakah Daya Hersetiani memiliki kisah sama dengan kisah Desya Destavarina? Semoga tidak. Mari kita tengok dan telaah hakikat perginya Desya Destavarina, agar tenang dan tidak kepo, dari haribaan keluarga Abu dengan hati jauh dari rasa gembira suka-cita senang sentosa bahagia suka-suka menari berpesta menyanyi menari berdansa selamanya senantiasa.

Beberapa tahun lalu, Abu yang sabar mengisahkan hakikat dan penyebab istri Iping yang telah dinikahi kurang dari 2 bulan. Mirip Daya, istri cantik Iping bin Jalil yang tinggal di Ujung Berung, Sawangan, Depok, Bogor itu kabur. Meski baru sebulan empat belas hari menikah, Desya Destavarina hengkang dari haribaan suaminya: Iping bin Jalil, anak semata wayang Abu.

Kisah perginya menantu Abu menyentil publik dan keluarga Abu. Iping terkejut dan ketakutan. Bulan madu setelah pernikahan sederhana di rumah Abu berubah menjadi misteri. Desya Destavarina. Istri cantik milik Iping adalah gadis berusia 23 tahun. Ranum. Kuning langsat kulitnya.

Jika difoto kelihatan putih bersih bak model. Apalagi menggunakan kamera 360 atau 790 akan terlihat kulit mulus cantik bak bule dari Nigeria. Desya merasa dirinya cantik. Apalagi sapaan-sapaan dan pujian di medsos yang dia ikuti menarik ribuan lelaki kepo: cantik, cantik, cantik, menjadi dengungan setiap hari di kepalanya.

Maka, Desya pun tidak begitu memikirkan pelajarannya di sekolah. Sekolah hanya sebagai ajang melalui waktu saja. Desya pun gagal masuk ke Universitas Indonesia di Depok. Alhasil, menantu Abu itu masuk ke sekolah tinggi di pinggirang Universitas Indonesia, Sekolah Tinggi Ilmu GIZI, bidang manajemen bisnis internasional. Catatan: memang biasa sekolah kelas bawah memang suka memiliki program dan disiplin ilmu yang bombastis dan aneh untuk menarik warga kelas bawah agar tergambarkan program yang wah dan global serta internasional. Bagi Desya yang penting kuliah.

Dan memang benar, kuliah tidak perlu di tempat mahal, mewah, gebyar, gemerlap dan mahal seperti di UI jalur borjuis (baca: ortu punya uang Rp 200 juta boleh masuk UI meski otak kosong melenggang kangkung). Otak yang penting, bukan tempat kuliah. Beberapa tahun sebelum kuliah, sejak kelas 4 SD dan SMP, Desya sudah sering mengikuti ajang model-modelan.

Sebagai perempuan fotojenik atau photogenic, Desya menggeber dirinya sebagai selebritas di Facebook, Instagram, dan Twitter. Aktivitas ber-Twitter dan Facebook itu memerkenalkan Desya menjadi model kelas rendahan – suatu proses yang selalu didengungkan oleh agen model kelas teri. Desya pun masuk dalam perangkap agen model yang ingin mengekploitasi diri para perempuan pemimpi.

Itu mimpi umum dan biasa para gadis dan perempuan yang merasa cantik dan menarik. Penyebabnya adalah dunia sinetron India, Indonesia dan Korea yang menjual mimpi tubuh perempuan sebagai modal untuk sukses dan bahagia. (baca: salah satu bentuk eksploitasi dan penghinaan dunia kosmetik terhadap perempuan sebagai obyek industri kosmetik; yang dengan anehnya disukai oleh para perempuan.)

Desya pun tak mampu keluar dari belenggu itu. Bahwa kecantikan wajah, tubuh, kulit adalah modal kebahagiaan dan sukses kehidupan. Namun, di balik itu, kemolekan muka, badan dan balutan warna kulit yang dianggap berkah menjadi tantangan: karena menarik dan mencolok menjadi tantangan, yakni banyak lelaki ingin mendekati dan memiliki.

Facebook, lagi-lagi menjadi sarana perkenalan. Dari teman ke teman ke teman, maka Desya akhirnya berkenalan dengan Iping bin Jalil – Jalil adalah nama lain Abu yang sabar. Iping pun semangat empat puluh lima setengah terbelalak melihat keindahan tubuh Desya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun