Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Andi, Angelina Sondakh, Aulia Pohan: Refleksi Hari Ibu dan Hari Anti Korupsi

22 Desember 2012   02:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:13 717
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hari-hari ini dilalui dengan keindahan perayaan Hari Ibu. 22 Desember. Perayaan memeringati keindahan cinta ibu kepada anak dan kemanusiaan. Cinta ibu yang abadi melembutkan hati. Melihat persidangan Angelina Sondakh yang dipenuhi air mata sungguh menggugah jiwa. Aliran air mata yang diseka setiap saat mengingatkan bahwa Angelina Sondakh dilahirkan oleh seorang ibu. Pun juga Angelina Sondakh adalah juga seorang ibu dari anak bernama Keanu. Bagi Keanu, Angelina Sondakh adalah cahaya mentari dan aliran cinta yang tak pernah mati.

Hari ini air mata jutaan anak yang merasa memiliki ibu mengalir jatuh membasahi pipi. Ibu adalah induk dari semua kehidupan di bumi. Ibu adalah awal lahirnya peradaban di bumi. Pun bumi menjadi contoh bagi kesempirnaan peran ibu di bumi. Bumi adalah analogi sempurna seorang ibu yang hanya memberi tak pernah meminta.

Maka ketika anak dilahirkan. Saat itu pula ada pertalian antara anak dan ibu - ayah, bapak tak dibutuhkan dalam konteks penciptaan manusia - terajut sampai mati. Ibu hadir dalam jiwa tak pernah mati. Ibu adalah peletak cinta, kasih, kebijaksanaan, dan kemanusiaan. Rajutan yang benar akan cinta kasih ini akan membawa anak-anak kepada kebenaran sejati.

Para koruptor yang disebutkan pada judul di atas tentunya adalah anak-anak para Ibu yang sangat baik. Mereka telah melahirkan anak-anak hebat bernama Muhammad Nazaruddin, Andi Mallarangeng, Aulia Pohan, Angelina Sondakh sebagai contoh. Mereka adalah anak-anak pilihan yang mendapatkan cinta ibu mereka yang luar biasa. Cinta yang membawa mereka kepada keberhasilan pendidikan dan pemahaman yang baik tentang kekayaan, kejayaan dan kehormatan.

Namun, para anak yang baik itu berubah menjadi monster kehidupan. Para anak itu menyengsarakan para ibu-ibu yang lain dengan tingkahnya. Korupsi. Indeks tentang kemiskinan menunjukkan pengurangan yang tak signifikan. Kemiskinan tetap menjadi monster yang mendera kemiskinan di Indonesia. Kemiskinan identik dengan menyengsarakan para ibu yang harus membanting tulang mengais rezeki serabutan untuk sesuap nasi pagi dan sore hari. Tindakan merampok uang rakyat yang dilakukan oleh Angelina Sondakh, M. Nazaruddin, Aulia Pohan, Andi Mallarangeng adalah tindakan membuat para ibu miskin semakin susah semakin sedih semakin menderita.

Para koruptor sebenarnya adalah para manusia yang mengingkari pesan ibu. Ibu manapun tak pernah mendidik anak-anak mereka menjadi koruptor. (Kalau Bapak ada tuh yang mengajari anaknya korupsi Al Qur'an - bukan Ibu lho Bapak). Maka ketika pesan Ibu yang baik - selain para ibu yang memang koruptor atau terlibat korupsi seperti Angelina Sondakh, Nunun Nurbaeti, Miranda S Goeltom, Artalyta Suryani, dan Neneng M. Nazaruddin - itu dilupakan, yang terjadi adalah sikap lupa diri. Pesan ibu agar berhasil, kaya, sukses dan jaya dipenuhi. Namun satu yang dilupakan: kehormatan.


Pesan ibu tentang kehormatan dan kebijaksanaan dilupakan. Para koruptor itu selain melupakan ibu mereka, juga menghina dan menginjak para ibu anak-anak miskin di seluruh Indonesia. Kualat menghampiri mereka para koruptor. Kekayaan, kejayaan, kesuksesan yang menjadi penglima telah meruntuhkan martabat dan kehormatan. Dan ... ketika kehormatan itu terenggut, jelas para ibu para koruptor bersedih tak terperi melihat anak-anak mereka mengkhianati ibu mereka.

Para ibu itu sejak gelar koruptor tersemat di hati dan harga diri anak-anak mereka, tak akan menggelar perayaan ‘open house', tak akan pamer ‘korban sapi' dan menyantuni yatim piatu, karena semua orang tahu uang perayaan itu hasil korupsi. Umrah, Haji, Lourdes, Israel, Tanah Suci sebagai ibadah tak memberi arti lagi bagi para koruptor yang telah kehilangan cinta mereka kepada para ibu.

Para koruptor itu telah mengingkari pesan ibu, hingga kehormatan mereka sirna tenggelam dalam kenistaan abadi: koruptor. Meski kekayaan yang dicuci disimpan digelapkan, sosok koruptor akan melekat sepanjang hayat. Dan dosa para koruptor sungguh karena mengingkari pesan ibu dan karena menyengsarakan jutaan keluarga miskin yang ditopang oleh para ibu-ibu miskin. Maka layaklah para koruptor itu siapapun namanya akan abadi tercela di hadapan tuhan dan manusia.

Maka, ingatlah pesan ibu. Kekayaan, kesuksesan, kejayaan, kekuasaan dan kehormatan. Yang terakhir ‘kehormatan' jangan pernah dilupakan. Selamat hari ibu 22 Desember dan Hari Anti Korupsi 10 Desember!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun