Mohon tunggu...
Ninik Andriani
Ninik Andriani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ninik

Semangat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Memperkenalkan Plastik Biodegradable kepada Masyarakat sebagai Upaya Mengurangi Sampah Plastik Konvensional

28 November 2021   17:17 Diperbarui: 28 November 2021   17:19 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Kehidupan masyarakat tidak dapat dilepaskan dari plastik. Masyarakat memilih plastik konvensional sebagai bahan yang membantu untuk mempermudah hidup mereka. Mulai dari mengemas makanan, minuman dan lain-lain. Bahkan tidak heran jika ditemukan plastik konvensional disetiap tempat. Penggunaan plastik konvensional oleh masyarakat menimbulkan sampah yang sangat banyak dan mencemari lingkungan. Di laut bahkan di daratan sampah plastik konvensional sangat merajarela, karena sampah plastik konvensional tidak dapat terdegradasi atau terurai dalam tanah maupun dalam air. Tumpukan sampah dilaut sangat berhaya bagi ekosistem laut. Sampah plastik dapat membahayakan ikan-ikan yang ada dilaut dan merusak keindahan laut. Banyak ditemukan ikan yang mati karena memakan sampah plastik.

Selain itu, sampah plastik didaratan juga menimbulkan dampak negatif. Jika sampah plasti dikubur, sampah plastik tidak dapat terurai dalam tanah justru membuat tanah menjadi tidak subur. Membakar sampah plastik konvensional juga buka solusi yang tepat untuk menghilangkan sampah plastik dari muka bumi, justru akan menimbulkan masalah baru, yaitu pencemaran udara yang disebabkan oleh asap hasil pembakaran sampah plastik konvensional. Selain itu bahan dasar pembuatan plastik konvensional adalah minyak dan gas bumi. Dapat diketahui jika minyak dan gas bumi digunakan terus-menurus, maka lama-kelamaan bahan tersebut akan habis karena minyak dan gas bumi termasuk sumber daya yang tidak dapat diperbarui.  

Data dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menujukkan bahwa total produksi sampah di Indonesia mencapai 65.800.000 ton pada tahun 2018 dengan sampah plastik sebesar 16%, angka ini diperkirakan akan naik setiap tahunnya. Selain Tiongkok, Indonesia juga menjadi negara pembuang sampah dilaut terbesar dunia. Oleh karena itu, diperlukan suatu trobosan untuk mengurangi masalah sampah plastik konvensional ini. Cara yang dapat digunakan adalah dengan mengurangi pemakain plastik dalam kehidupan sehari-hari. Namun, hal tersebut dirasa tidak efektif karena plastik sendiri telah melekat dalam kehidupan masyarakat.

Cara yang dirasa tepat untuk menyelesaikan masalah ini adalah mengganti penggunaan plastik konvensional dengan plastik biodegradable. Plastik biodegradable atau sering disebut bioplastik adalah plastik yang mudah terdegradasi dalam waktu singkat karena terbuat dari bahan alami. Bahan utama dalam pembuatan plastik biodegradable adalah polimer alami, yaitu pati. Pati merupakan bahan yang sangat mudah didapat. Pati didapat dengan cara mengekstrak bahan nabati yang mengandung karbohidrat, seperti umbi-umbian. Banyak sekali umbi-umbian yang tumbuh di Indonesia, hal itu semakin mempermudah dalam pembutan plastik biodegradable. Selain pati bahan penyusun pembuatan plastik biodegrdable adalah selulosa dan lemak, dimana bahan tersebut juga tidak berbahaya bagi tubuh.    

Para peneliti dan ilmuan telah banyak membuat plastik biodegradable dari berbagai macam pati dari umbi-umbian. Mulai dari pati singkong, pati ubi, pati talas, hingga umbi-umbi lainnya. Terbukti plastik biodegradable sangat ramah lingkungan. Plastik biodegradable ini akan terdegradasi oleh alam baik tanah maupun air dalam waktu singkat sekitar 3-6 bulan. Oleh karena itu, teknologi pembutan plastik biodegradable akan terus dikembangkan guna mengganti plastik konvensional yang telah beredar ditengah masyarakat.

Harga jual dari plastik biodegradable lebih mahal jika dibandingkan dengan plastik konvensional. Namun, jika dilihat dari dampak yang diberikan pada lingkungan, plastik biodegradable lebih ramah lingkungan jika dibandingkan dengan plastik konvensional. Sehingga harga jual tidak menjadi suatu masalah dalam pemakaian plastik biodegradable. Buat apa harga murah jika dampak negatifnya sangat besar bagi lingkungan.

Diperlukan pemahaman masyarakat akan plastik biodegradable ini. Masyarakat harus diedukasi tentang pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh plastik konvensional. Selanjutnya mereka harus dikenalkan dengan plastik biodegradable yang dapat terdegradasi oleh alam sehingga tidak menyebabkan pencemaran lingkungan. Dibutuhkan usaha dalam memahamkan masyarakat dalam hal ini. Karena masyarakat terdiri atas berbagai macam latar belakang, jadi pemahaman tiap orang juga akan berbeda. Seminar ke desa-desa atau melakukan kegiatan lain yang bertujuan agar masyarakat dapat mengenal dan mengerti tentang plastik biodegrdable dapat dilakukan dalam menyebar luaskan penggunaan plastik biodegradable.

Semua elemen masyarakat harus turut serta dalam menyebarkan pemahaman tentang plastik biodegradable. Orang yang sudah memahami pentingnya penggunaan plastik biodegrdable harus ikut memahamkan orang yang belum paham. Jika semua masyarakat sudah memahami dan menerima penggunaan plastik biodegradable sebagai pengganti penggunaan plastik konvensional, maka hal tersebut akan mempermudah dalam mengurangi pencemaran lingkungan akibat sampah plastik konvensional. Diharapkan pencemaran lingkungan akibat sampah plastik konvensional dapat berkurang dengan penggunaan plastik biodegradable ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun