Mohon tunggu...
Nina Sulistiati
Nina Sulistiati Mohon Tunggu... Guru - Belajar Sepanjang Hayat

Pengajar di SMP N 2 Cibadak Kabupaten Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Hindari "Panic Buying" Saat Harga Minyak Goreng Turun

19 Januari 2022   22:20 Diperbarui: 21 Januari 2022   07:16 1318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Kertas Pengumuman Harga Minyak Murah Rp 14.000 di Alfamart. (KOMPAS.com/ANNISA RAMADANI SIREGAR)

Ting! Ting! Ting! berkali-kali suara dari HP-ku berbunyi pertanda sms masuk dari beberapa pengirim. Aku hanya menahan diri karena sedang ada di ruang kelas.

Setelah waktu istirahat, aku menuju ke ruang guru sambil membuka telepon genggamku yang sejak tadi memberikan notifikasi. Isi pesan berasal dari beberapa orang teman. Isi pesan itu "Harga Minyak Goreng di Supermarket dan Mini Market Turun Menjadi 28.000/dua liter, atau 14.000/liter."

Waduh kesempatan yang tidak boleh dilewatkan. Maklum sudah beberapa bulan ini harga minyak goreng melambung ke angkasa, hingga ada yang mencapai 4mpat puluh ribu rupiah untuk kemasan dua liter revil.

Saat tiba di ruang guru, percakapan harga minyak turun terdengar dari beberapa guru. Saya percaya jika harga minyak sudah turun karena ada seorang guru yang sudah membeli sebanyak empat kemasan.

Saya heran kok bisa sebebas itu ya orang memborong minyak goreng. Kasihan dong kepada orang yang belum memiliki kesempatan untuk berbelanja karena harus ngantor atau kebetulan belum mempunyai dana. 

Ternyata pembelian memang dibatasi untuk setiap orang hanya dua kemasan saja atau dua botol ukuran satu liter maupun dua liter. 

Tetapi ada pembeli yang menggunakan akal kancil agar dapat membeli minyak goreng itu lebih banyak. Mereka mengerahkan anggota keluarga lain untuk ikut mengantri dan membeli minyak goreng tersebut.

Mengapa harga minyak naik drastis?

Indonesia adalah negara penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia sejak tahun 2006. Berdasarkan data Index Mundi menyatakan pada tahun 2019 saja Indonesia mampu memproduksi kelapa sawit sebanyak 43,5 juta ton. Hal ini didukung oleh luasnya lahan perkebunan sawit yang ada di Indonesia. 

Sangat ironi bila harga minyak goreng melejit hingga menembus empat puluh ribu rupiah di beberapa daerah, padahal jelas Indonesia adalah penghasil kelapa sawit terbesar di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun