Mohon tunggu...
Nimatin Khoiroh
Nimatin Khoiroh Mohon Tunggu... Mahasiswa - nikma

bismillahirrahmanirrahim

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Antara Fertilitas dengan Mortalitas di Tengah Pandemi Covid-19

23 Juni 2021   21:23 Diperbarui: 23 Juni 2021   21:33 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

ANTARA FERTILITAS DENGAN MORTALITAS DI TENGAH PANDEMI COVID-19

Oleh : Ni'matin Khoiroh

Mahasiswa Sosiologi, Fisib Universitas Trunojoyo Madura

Menjelang pada akhir tahun 2020, virus pandemi Covid-19 kini masih belum menunjukan adanya tanda-tanda akan segera berakhir. Virus ini kian hari kini menyerang dunia dari awal Februari hingga sekarang ini. Malah semakin lama semakin mengganas walaupun vaksinasi kini sudah dilakukan dibeberapa duni bahkan di Indonesia kini juga sudah melakukan vaksinasi di beberapa daerah. Bukti bahwa pandemi kian hari kian mengganas adalah dengan adanya jumlah korban yang semakin meningkat. Bahkan angka kematian pun yang disebabkan oleh Covid-19 ini cukup menyeramkan. Tercatat sejak Februari tahun 2020, terdapat 1,7 juta penduduk di dunia meninggal dunia akibat virus Covid-19 ini. Sedangkan di Indonesia sendiri, menyebutkan bahwa negara Indonesia merupakan negara yang memperoleh dampak negatif terparah nomor 2 di Asia akibat Covid-19.

Kini sudah ada sekitar 657.498 kasus aktif Covid-19 di Indonesia dan terdapat tambahan pasien baru yang mencapai 7.751 orang setiap harinya.
Belum lagi ditambah dengan pasien yang meninggal terus meningkat dengan tambahan 145 orang. Jadi total sebanyak 19.659 orang meninggal dunia akibat virus Covid-19 yang mematikan ini.

Selain kasus kematian, pandemi Covid-19 ini juga menyebabkan angka kelahiran di Indonesia kian cukup tinggi. Berdasarkan data yang diperoleh, angka kelahiran di Indonesia naik hingga 10 persen. Bahkan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memperkirakan 400-500 ribu angka kelahiran terjadi di Indonesia. Hal ini mungkin akan menyebabkan adanya perubahan pada demografi masyarakat. Angka kelahiran kasar pada 2020 diperkirakan akan menyentuh 17,7 kelahiran per 1000 penduduk saja.

Hal ini terjadi diduga karena masyarakat selama pandemi pasangan suami istri sudah putus memakai alat kontrasepsi. Banyak dari masyarakat yang tidak mau pergi untuk membeli alat tersebut. Karena kondisi yang saat ini dimana selama pandemi telah diterapkan kebijakan-kebijakan protokol kesehatan, masyarakat tidak diperbolehkan untuk diluar rumah kecuali utuk hal yang lebih penting. 

Hal ini lah yang menyebabkan masyarakat enggan pergi untuk membeli alat kontrasepsi tersebut. Dengan menurunnya penggunaan alat kontrasepsi ini mungkin akan merubah angka kelahiran kasar yang selama ini menurun akan mengalami kenaikan. Dan ini mungkin akan menjadi cerita untuk Indonesia selama pandemi ini belum berakhir.

Penurunan pada penggunaan alat kontrasepsi ini diduga karena masyarakat takut jika kemungkinan akan terpapar virus di tempat luar seperti apotik atau tempat pelayanan kesehatan lainnya. Serta mereka juga sedang mengikuti kebijakan pemerintah mengenai pembatasan sosial. Sehingga masyarakat jarang berkunjung keluar untuk pergi ketempat pelayanan kesehatan reproduksi dan membeli alat kontrasepsi untuk pasangan suami istri.

Jika melihat dari data diatas, angka kematian di Indonesia justru mengalami peningkatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah angka kelahiran. Dimana angka kematian tercatat sebanyak 19.659 orang meninggal dunia akibat virus Covid-19 yang mematikan ini, dan pasien yang meninggal terus meningkat dengan tambahan 145 orang. Sedangkan angka kelahiran di Indonesia tercatat sebanyak Angka kelahiran kasar pada 2020 menyentuh 17,7 kelahiran per 1000 penduduk saja. Jadi di Indonesia selama pandemi Covid-19 lebih banyak pada kasus kematian dibanding dengan kasus kelahiran. Memang pandemi Covid-19 ini dianggap sebagai virus yang menyeramkan dan sangat ganas.

Jika dilihat dari meningkatnya jumlah kematian akibat adanya virus Covid-19 di Indonesia mungkin akan berdampak pada perubahan demografi di masyarakat. Kenaikan angka kematian ini seharusnya bisa dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk pihak pemerintah juga para satgas penanganan Covid-19 dalam hal penanganan kasus Covid-19 di seluruh Daerah Indonesia. Tingginya tingkat kematian ini di duga disebabkan karena adanya penyakit yang dialami oleh pasien Covid-19 itu sendiri, pasien yang meiliki usia rentan dan fasilitas yang dimiliki oleh pelayanan kesehatan yang kurang memadai. Selain itu, besarnya tingkat kematian di Indonesia juga bisa berpengaruh pada kesejahteraan masyarakat khususnya pada kesehatan mental. Dimana ketika pasien dinyatakan positif, maka pasien akan melakukan isolasi mandiri dan jauh dari keluarga yang seharusnya menemani dikala sedang sakit justru kini tidak diperbolehkan takutnya virus Covid-19 akan semakin menyebar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun