Sebagai penggemar berat dunia kosmik, ruang angkasa bagi saya bukan sekadar tempat kosong yang sunyi. Ia adalah panggung megah dari misteri-misteri besar alam semesta. Galaksi, exoplanet, lubang hitam, hingga wormhole yang hanya bisa kita bayangkan keberadaannya melalui teori dan ilustrasi ilmiah. Karenanya saya merasa sangat tertarik ketika melihat sebuah lukisan  ukuran 200 x 140 cm yang misterius di sudut ruangan  yang tampil mencolok namun penuh kesunyian. Judulnya "Entering The Black Worm Hole", karya pelukis asal Magetan, Hendra Prast.
Judul ini langsung menggugah rasa penasaran saya. Bukankah black hole dan worm hole adalah dua konsep berbeda dalam fisika? Black hole adalah lubang gravitasi raksasa yang menelan apa saja bahkan cahayapun tak luput darinya, sementara worm hole adalah teori terowongan antar ruang dan waktu yang sering dianggap sebagai portal ke universe atau dimensi yang lain. Â Apakah sang pelukis sengaja mencampuradukkan keduanya? Atau justru ingin menyampaikan sesuatu yang lebih dalam?
Ketika mendekat, saya lihat lukisan ini terbagi dalam tiga panel. Panel pertama menunjukkan visual lubang hitam dari sisi depan. Terlihat gelap, misterius, seolah mengisap perhatian saya masuk ke dalamnya. Panel kedua menampilkan beberapa sosok manusia atau entitas lain yang melayang, seakan tertarik oleh kekuatan besar yang tak tampak. Dan panel ketiga, kembali sebuah lubang. Tapi kali ini terasa berbeda. Mungkin inilah "worm hole" yang dimaksud oleh pelukisnya, yakni sebuah portal menuju semesta lain, dimensi lain, atau bahkan kesadaran lain.
Yang menarik, di antara warna-warna gelap dan nuansa antariksa yang kental, terdapat elemen visual lain yang memperkuat kesan futuristik. Ada kode-kode bilangan biner. Terus terang saya tak paham maksudnya. Namun kehadiran deretan angka 0 dan 1 itu menambah atmosfer sains sekaligus metafora eksistensial.
Kebetulan banget  ketika saya mondar-mandir di sekitar lukisan itu,  saya melihat pelukis Hendra Prast hadir di situ. Saya gunakan kesempatan itu untuk berbincang dengannya. Iapun menjelaskan tentang Blackhole dan Wormhole yang tak jauh berbeda dengan pemahaman saya, namun ia mengatakan dalam pendapatnya kedua "hole" itu serupa. Sama saja. Yang digambarkanya pun sama, yang ia sebut black worm hole, seperti judul lukisannya.Â
Panel pertama adalah bagian depan black worm hole, panel ke dua menggambarkan dalam terowongan yang tak banyak kita ketahui, sedangkan panel ke tiga menggambarkan berbagai mahluk-mahluk fantasy dalam bayangan Hendra Prast menjelang pintu gerbang keluar "hole" itu. Ada yang mengalami perubahan, bahkan menjadi serpihan setelah melewati terowongan waktu itu, namun ada juga yang memproteksi dirinya dengan sejenis kapsul tertentu agar tetap utuh dan selamat ketika menembus terowongan
Hendra Prast menyampaikan bahwa lukisan ini bukan hanya sekedar hasil imajinasi sains, tapi juga refleksi dari bagisn spiritual dari keyakinan yang dipegangnya, yakni Tauhid.
Bagi Hendra, bilangan biner itu bukan hanya simbol digital, tetapi juga metafora eksistensi. Bilangan 1 adalah "ada", dan bilangan  0 adalah "tiada". Bahwa segala yang ada, sejatinya berasal dari ketiadaan dan sebaliknya. Ketika semua tidak ada, yang benar-benar ada hanyalah Sang Pencipta.  Ooh ya ya. Setelah dijelaskan begini, saya baru teringat, dalam dunia komputasi, 0 dan 1 adalah dasar dari segalanya. Sebuah sistem sederhana yang melahirkan kompleksitas. Demikian juga dengan konsep alam semesta dan sang penciptanya.
Pemahaman ini, adalah cahaya Tauhid yang terus menerangi diri sang pelukis dalam berkarya. Mendengar itu, saya jadi merinding.