Di tengah realitas sosial yang terasa semakin timpang, karya seni bisa menjadi refleksi yang kuat untuk menggugah kesadaran dan mengajak merenung. Salah satu karya seni yang menurut saya berhasil melakukannya adalah lukisan bertajuk "5 Nasi dan 2 Ikan Asin" karya Severianus Widiatmoko, seorang seniman asal Kalimantan Timur, yang kini dipamerkan dalam pameran Contemporary Art Exhibition "Beyond Imagination" di Lantai 5 Jakarta Design Center (JDC).Â
Awalnya saya tidak menyadari pesan sosial ini saat pertama kali melihatnya. Terlihat di dalam lukisan ada orang banyak, berkumpul di ruang kosong, sebagian dari mereka ada yang menggotong  nasi dalam bakul, nasi dalam pincuk besar, ikan asin.  Baru setelah melihat judulnya "5 Nasi dan 2 Ikan Asin" saya jadi teringat kemiripannya dengan kisah " 5 Roti dan 2 Ikan" yang pernah saya dengar.
Ya. Lukisan ini  rupanya memang terinspirasi dari kisah terkenal dalam Injil, yakni Yesus memberi makan ribuan orang hanya dengan lima roti dan dua ikan. Dalam kisah tersebut, apa yang tampak terbatas dan tidak mungkin cukup, justru menjadi sangat cukup bahkan berlimpah berkat campur tangan ilahi. Mukjizat ini bukan sekadar tentang makanan, tapi tentang harapan, kemurahan hati, dan kekuatan iman.
Menariknya, Widiatmoko mengadaptasi kisah tersebut ke dalam konteks lokal Indonesia, dengan mengganti roti menjadi nasi dan ikan menjadi ikan asin, makanan yang sangat dekat dengan keseharian masyarakat.Â
Dalam lukisan itu, tampak kerumunan manusia dalam jumlah besar, mengelilingi makanan sederhana dan sedikit yang secara logika tidak akan cukup untuk semua orang. Tapi seperti dalam kisah Injil, ada harapan bahwa dengan kekuatan yang lebih besar dari manusia  yakni kekuatan ilahi, segalanya mungkin terjadi.
Ketika saya membaca deskripsi pelukis Severianus Widiatmoko, rupanya sang pelukis tidak hanya berhenti pada tafsir religius. Dalam pernyataannya di katalog pameran, ia menyentil kenyataan global yang mengkhawatirkan: 1% orang terkaya di dunia menguasai 44,5% kekayaan dunia, dan di Indonesia, 1% penduduk terkaya menguasai 30,16% total aset rumah tangga nasional, sementara 50% terbawah hanya memegang 4,5%. Â Waduuuh begitu rupanya ya ?Â
Saya tidak tahu sumber data itu dari mana, karena sang pelukis tidak menyebutkan sumbernya, tetapi ketimpangan ini membuat karya lukis yang berjudul  "5 Nasi dan 2 Ikan Asin" terasa sebagai simbol harapan dalam ketimpangan yang ekstrem. Sesuatu yang sebelumnya tak pernah terpikirkan oleh saya.
Secara visual, lukisan ini juga menarik. Warna-warna cerah dari kerumunan manusia kontras dengan latar hijau polos yang menghadirkan kesan kosong, menciptakan atmosfer keterdesakan dan harapan yang menggantung. Komposisi sederhana namun padat makna.Â
Karya ini menyuguhkan pesan sosial dan spiritual dalam satu tarikan napas.