Mohon tunggu...
Ni Komang Ari Antarini
Ni Komang Ari Antarini Mohon Tunggu... Mahasiswa

Hobby saya mendengarkan musik/berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tri Hita Karana dalam Prespektif Sejarah

9 September 2025   19:35 Diperbarui: 9 September 2025   18:33 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Salah satu konsep Hindu yang paling dikenal adaklah konsep tri hita karana. Tri hita karana berarti tiga penyebab kebahagiaan (tri=tiga, hita=bahagia, dan karana=penyebab). Ketiga unsur dimaksud adalah parahyangan (Tuhan), pawongan (manusia), dan palemahan (alam). Konsep ini muncul berkaitan erat dengan keberadaan hidup bermasyarakat di Bali. Berawal dari pola hidup ini muncul dan berkaitan dengan terwujudnya suatu desa adat di Bali.

Istilah Tri Hita Karana pertama kali muncul pada tanggal 11 Nopember 1966, pada waktu diselenggarakan Konferensi Daerah l Badan Perjuangan Umat Hindu Bali bertempat di Perguruan Dwijendra Denpasar. Kemudian istilah Tri Hita Karana ini berkembang, meluas, dan memasyarakat.

Sifat Integralistik ajaranTri Hita Karana teraktualisasi dalam berbagai lima ranah kehidupan. Dalam Kehidupan sosial budaya, Tri Hita Karana menjadi acuan penyelesaian konflik irigasi. Dalam bidang kesehatan, Tri Hita Karana menjadi filosofi penanganan pandemi sehingga kesehatan masyarakat bisa tetap dijaga dan dipulihkan. Dalam bidang ekonomi, Tri Hita Karana berperan sebagai pedoman yang tidak hanya menekankan keuntungan finansial, tetapi juga mencegah penyalahgunaan dana serta mendorong pengembangan sistem perekonomian yang mendukung pelestarian budaya dan lingkungan. Dalam ranah psikologi, Tri Hita Karana menjadi menjadi variable moderator yang memberikan dampak pada pengaruh stress terhadap pekerja. Dalam ranah pendidikan, Tri Hita Karana sebagai fondasi pengembangan pendidikan karakter dan pengembangan model pembelajaran yang efektif meningkatkan hasil belajar siswa.

Manusia adalah unsur sentral dalam ajaran Tri Hita Karana. Manusia memiliki tiga hal sebagai makhluk yang utama yang dijelaskan dalam ajaran Tri Pramana yaitu bayu, sabda dan idep. Bayu merupakan perbutaan atau tindakan yang mencerminkan bagaimana manusia berinteraksi dengan sesama dan lingkungannya. Sabda merupakan perkataan yang menjadi sarana membangun hubungan harmonis melalui komunikasi yang bijaksana. Idep merupakan bagian dari Tri Pramana yang hanya dimiliki oleh manusia sebagai makhluk paling sempurna.  Idep adalah pikiran yang akan menjadi dasar dalam setiap ucapan dan tindakan yang akan dilakukan oleh manusia untuk mewujudkan keseimbangan hubungan anatara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan lingkungan.

Inti dari ajaran Tri Hita Karana adalah upaya untuk menjalin kebahagiaan dan kesejahteraan agar mencapai keharmonisan hubungan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan lingkungan. Hubungan keharmonisan manusia dengan tuhan (parahyangan) dapat diwujudkan dengan pelaksanaan Dewa yadnya. Hubungan keharmonisan manusia dengan manusia (pawongan) dapat diwujudkan melalui kegiatan Sima Krama Dharma santhi/silahturahmi, mengingat manusia selalu hidup berdampingan. Hubungan keharmonisan manusia dengan lingkungan (palemahan) dapat diwujudkan dengan menjaga kelestarian lingkungan alam sekitar, sehingga terjaganya keseimbangan ekosistem.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun