Mohon tunggu...
Nikmatul Sugiyarto
Nikmatul Sugiyarto Mohon Tunggu... Tutor - Tutor

Berekspresi tanpa batas

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ganjar Bukan Anies: Beda Perjalanan Menuju Dicintai Rakyat

21 November 2022   19:18 Diperbarui: 21 November 2022   19:26 529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : Daily Jakarta; The Post Jakarta

Ndelosor sejenak merebahkan kaki di sela-sela hecticnya acara adalah kebiasaanku saat menjadi panitia kegiatan. Mataku terus pasang badan mencari kawanku yang membawa buntelan es teh manis hasil curi waktu di kantin.

Setelah berhasil membasahi kerongkongan dengan segarnya minuman sejuta umat itu, aku mulai bergegas lagi.

"Ayo kerja, nanti kalau acara selesai dengan lancar dan berjalan keren kan yang bangga kamu dan temen-temen juga", peri di dalam diriku terus membangkitkan semangat untuk menuntaskan acara.

Hilir mudikku dan teman-teman harus memastikan apa yang kurang, apa yang diperlukan, bagaimana kondisi lapangan, kondusif atau tidak acara yang sedang berlangsung. Dan yang terakhir memastikan semua berjalan sesuai rundown acara.

Kalau nggak sesuai nangis banget dong sie acara, yang sudah menyusun kegiatan sedemikian apiknya tapi akhir-akhirnya tidak terpakai. Belum lagi kalau ajuan proposal tidak disetujui karena susunan acaranya dirasa belum pas, sie acara sebagai plannernya rundown kena omel si pembuat proposal.

Revisi proposal kegiatan yang kami ajukan tidak hanya satu atau dua kali. Berkali-kali sampai kita judeg, ada aja yang dikoreksi, entah dari konsep, rundown, hingga anggaran dana. Seperti itulah kami penyelenggara kegiatan di sekolah, kerjanya tidak pas hari H nya saja, pra acara pun sudah mulai bikin gedeg juga.

Justru hari H itulah kemenangan kita, acara bisa terselenggara, tugas selanjutnya saja yang harus dituntaskan dengan cantik dan rapi. Tiba di penghujung acara dan berakhir pada penutupan, riuh kehebohan terlontar dari mulutku dan kawan-kawan.

Buru-buru kami menuju ruang panitia, menggeletakkan badan di sembarang lantai ruangan dengan mengibaratkan kasur empuk berhasil kami praktekkan. Wuah rasanya badan pegal semua, sudah seperti habis dikeroyok massa saja.

Tidak berlangsung lama, sie konsumsi menjalankan perannya, mereka membawakan botol-botol dingin dari kulkas sponsor ship.

Apa itu? Teh botol sosro, bukan lagi es teh plastikan dari kantin. Elite sedikitlah, bilangnya apresiasi nih buat kerja kita, es tehnya yang berkelas dikit biar tambah semangat buat bersih-bersih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun