Mohon tunggu...
Niken Satyawati
Niken Satyawati Mohon Tunggu... Jurnalis - Ibu biasa

Ibu 4 anak, tinggal di Solo. Memimpikan SEMUA anak Indonesia mendapat pendidikan layak: bisa sekolah dan kuliah dengan murah. Berharap semua warga Indonesia mendapat penghidupan layak: jaminan sosial dan kesehatan. TANPA KECUALI. Karena begitulah amanat Undang Undang Dasar 1945.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Keikhlasan Ibunda Sang Calon Presiden

11 Juni 2014   06:20 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:17 7050
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_341698" align="aligncenter" width="550" caption="Bu Noto (Sujiatmi Notomiharjo) dan saya. Foto by Ridho Taqobbalallah"][/caption]

Baru kali ini saya bertamu ke rumah Bu Noto.  Ya, Sujiatmi Notomiharjo, ibunda dari Joko Widodo (Jokowi), yang calon presiden itu. Padahal cukup sering saya lewat rumahnya, mengantar barang pesanan pelanggan, tak jauh dari rumah Bu Noto. Biasanya saya hanya memandang saja bagian muka rumah dan halamannya yang tampak dari jalan. Tak ada yang menghalangi pandangan orang lewat bila ingin sekadar melihat rumah itu, karena pintu gerbangnya berupa batang besi yang disambung-sambung renggang, dari tanah hingga beberapa meter ke atas.

Namun Rabu (4/6/2014) saya benar-benar masuk rumah itu, karena seorang teman yang akan menulis buku tentang keluarga Jokowi minta ditemani. Saya pun mengiyakan, sebelumnya saya bilang "nggak janji" bisa ketemu dengan Bu Noto. Sebab kami sebelumnya sengaja tidak mendahului kunjungan dengan menelepon terlebih dahulu untuk memberitahu rencana kunjungan. Lagipula saya dengar sudah dua pekan rumah Bu Noto dan juga rumah keluarga Pak Jokowi dijaga aparat keamanan.

Selepas Asar kami tiba di rumah bercat krem di kawasan Sumber, Solo itu. Mungkin kami lagi beruntung. Pintu gerbang terbuka. Kami berdua pun masuk. Pintu rumah juga terbuka. Ternyata di dalam sudah ada tiga jurnalis senior dari radio milik pemerintah yang saya kenal baik. Kami akhirnya tinggal nimbrung.

Sebentar kemudian, Bu Noto keluar. Dengan ramah perempuan berusia 71 tahun itu menyalami kami satu per satu. Kami memang beruntung. Kami datang di saat yang tepat, sebab Bu Noto baru pulang dari Jakarta untuk bertemu dengan Pak Jokowi. Dua hari beliau di sana. Tak lama kemudian, kami terlibat dalam sebuah obrolan yang mirip wawancara karena tiga orang di antara kami berlima menyodorkan alat perekam, atau wawancara yang mirip obrolan biasa karena berlangsung cukup santai. Saya sendiri pilih mencatat poin-poin penting pada aplikasi notes di gadget saya.

Dalam kesempatan itu Bu Noto mengungkapkan perasaannya sebagai seorang ibu dari calon presiden. Tak pernah Bu Noto memiliki ambisi agar anaknya menjadi pejabat ataupun penguasa. Dia hanya ingin anak-anaknya menjadi orang baik dan berguna bagi masyarakat.

Bu Noto pun terkenang saat Jokowi masih kecil. "Joko itu anak biasa saja.  Dia sekolah SD dan SMP juga biasa saja. Hanya memang saat SMA dia mulai memperlihatkan prestasi."

Ketika melihat perkembangan itu dan mengamati kepribadiannya, kakak Bu Noto (paman Jokowi) sempat meramalkan, Jokowi akan menjadi orang sukses. "Jokowi sejak kecil adalah anak yang penurut. Dia selalu menenangkan, tak pernah menjengkelkan. Kalau diajak bicara ibunya hanya 'iya' dan 'iya', tak pernah membantah," kenangnya.

Soal pilihan jalan hidup, Bu Noto mengatakan, anak-anak sendiri yang memutuskan. Termasuk ketika Jokowi memutuskan untuk maju mencalonkan diri sebagai walikota, gubernur dan kini presiden. Walaupun begitu Jokowi selalu memberitahu dan sekaligus meminta restu kepadanya setiap membuat keputusan besar.  "Saya hanya bisa merestui, mendukung dan berdoa bagi kebaikanya. Setiap habis salat dan terutama salat Tahajud, saya selalu berdoa semoga dia mampu bekerja dengan sebaik-baiknya."

Pada satu sisi, Bu Noto tak memungkiri fitnah yang tertuju pada anaknya dan keluarga besarnya dalam Pilpres ini sangat dahsyat. "Sebenarnya fitnah seperti ini sudah berlangsung sejak Pilgub DKI. Sampai-sampai saya harus menemui tamu, ada dua bus rombongan dari NU karena ingin klarifikasi soal agama Jokowi dan keluarganya," kisah Bu Noto. "Tapi saat ini fitnahnya jauh lebih hebat."

Bu Noto mengaku biasa-biasa saja menghadapi berbagai fitnah dan serangan pada keluarganya. Yang paling gencar adalah isu lama, yang menyangkut SARA. Namun dirinya maupun keluarga besarnya tak tertarik untuk menanggapi secara berlebihan. "Biar berlalu saja. Soal agama dan isu bahwa ayah Jokowi orang Tionghoa, itu semua tidak benar. Kalau tidak percaya ya sudah," tandas Bu Noto kalem.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun