Apa Kabar Dunia?

Hai!!mari berkabar pada diri sendiri terlebih dahulu. Yup memang betul setelah adanya pandemi covid-19 banyak media sosial baik itu Whatsapp,Instagram,Twitter,Tiktok bahkan Webinar maupun Seminar yang sudah pasti pembicaranya adalah oleh orang berpendidikan. Mereka semua membicarakan terkait mental health.

Aku hanya sedikit mengerti mental health, kondisi kejiwaan bahasa gampangnya. banyak yang menyarankan begini begitu kesemuanya bentuk positive activity yang mana untuk memulihkan kesehatan jiwa dalam menghadapi kondisi yang sekarang. buat pembaca yang jauh maupun dekat perhatikan diri kalian sendiri ucapkan pada diri sendiri hal positif dan lakukan hal-hal yang mebuat diri merasa nyaman dan rileks.

Untuk saat ini sampai tidak tahu kapan semangat dan kuat itu juga yang sedang saya usahakan. Sungguh opening yang dramatis sekali dari saya ya haha.

Tulisan ini pure bukan ajang curhat namun saya hanya menulis yang mengantarkan pembaca untuk ikut merasakan dan seakan-akan sedang berbicara dengan saya melalui tulisan ini. 

Tepat pada tanggal  16 Oktober. Media Berita Indonesia menayangkan beberapa poin terkait dunia internasional sekarang. Sedangkan Negeri tercinta sedang sibuk-sibuknya dengan RUU Cipta Kerja. Politik Internasional sedang pada isu yang membuat tegang namun juga Ngeri.

1. Amerika Serikat sedang berlomba dalam politik kampanye yaitu pada Bulan November akan ada pemilihan umum dengan kandidat petahana Donald Trump (partai Republik) dengan Joe Biden (partai Demokrat). Joe Biden menggait strategi pasar kampanyenya dengan menjanjikan kaum muslim udara segar ketika berkunjung dan yang sudah tinggal di Amerika.

Joe Biden menjanjikan ketika terpilih akan mengangkat kaum muslim ikut menduduki parlemen Amerika Serikat. Strategi yang seperti ini dalam Ilmu Hukum Internasional sering disebut Political Interest (Kepentingan Politik). 

2. China dan Rusia dinobatkan kembali oleh PBB menjadi ketua Dewan Hak Asasi Manusia. Ironis bukan? yang mana tercatat dalam sejarah China adalah negara  yang masih kurang memerhatikan perlindungan Hak Asasi Manusia begitupun juga Rusia.

ini bukan sebuah teori pembenaran namun wacana jikalau masalah yang dihadapi dunia sekarang menjadi mutlak valid apabila dikaji langsung dengan hukum internasional. dengan begitu bukan spekulasi yang di dapat namun pemahaman baik segi hukum maupaun diplomatiknya.