Mohon tunggu...
Nidya Mutiara
Nidya Mutiara Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiwa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Permainan Ular Tangga Matematika

23 Mei 2020   14:52 Diperbarui: 23 Mei 2020   15:12 2343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Matematika, Mendengar kata "matematika" sebagian anak di usia sekolah, mahasiswa, guru, maupun orang tua akan berfikiran seperti "susah", "membuat pusing kepala", "membuat sakit perut", "membuat badan panas dingin", atau bahkan "menjengkelkan". 

Bener gak sih kaya gitu? Atau ungkapan seperti itu hanyalah kabar yang sebenernya kita gak tau kebenarannya, bahkan ungkapan ungkapan diatas masih menjadi stereotype dalam pikiran pelajar, mahasiswa dan kawan-kawannya yang menganggap bahwa matematika seperti hal diatas.

Guru diharuskan memiliki kreativitas dalam proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran terlaksana dengan lancar. Kreativitas dalam berpikir dan inovasi dalam pembelajaran dibutuhkan seorang guru matematika dalam merubah paradigma siswa terhadap matematika dan yang berkembang pada masyarakat luas. 

Menurut Hamalik (2011: 20) Belajar tidak hanya mempelajari mata pelajaran, tetapi juga penyusunan, kebiasaan, persepsi, kesenangan atau minat, penyesuaian sosial, bermacam-macam keterampilan lain, dan cita-cita. Proses pembelajaran matematika memerlukan beberapa keterampilan guru dan kecakapan guru untuk menentukan strategi apa yang baik dan tepat untuk suatu materi dan situasi kondisi kelas. Sehingga bisa meberikan stimulus kepada siswa untuk ikut aktif dalam proses pembelajaran.

Seperti yang dikatakan Hamalik, bukan hanya mempelajari mata pelajarannya saja, pada proses pembelajaran juga mempelajari kesenangan dan minat, hal itu bisa menjadi dasar pemikiran yang baru bahwa belajar matematika tidak hanya mempelajari materi secara abstrak saja dan juga secara formal. 

Kita dapat belajar dengan cara-cara yang menyenangkan sesuai dengan minat siswa. Bahwa kita tahu semua orang memiliki kegemaran bermain game, hal itu dikarenakan pemainan itu menyenangkan walaupu jenis permainannya berbeda-beda. Seperti, action, simulasi, adventure, action-adventure, strategy, sport, teka-teki, hingga permainan yang berbasis belajar.

Kembali dengan tujuan awal, yaitu bagaimana siswa dapat menyukai pembelajaran matematika salah satunya dengan belajar menggunakan permainan, permainan matematika disini selain melakukan pembelajaran berdasarkan materi pembelajaran, permainan berisikan konsep-konsep pembelajaran matematika yang nantinya dapat membuat siswa mengerti dapat juga meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah dengan tingkatan yang sesuai, permainan matematika juga dapat meningkatkan minat anak dalam mempelajari dan menyukai matematika.

Permainan Ular Tangga Matematika adalah salah satu permainan yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika, permainan ini hasil adaptasi dari permainan ular tangga yang diciptakan pada tahun 1870 (Souce : Wikipedia) biasa digunakan baik dari kalangan anak-anak hingga orang dewasa, bisa dimainkan dua orang atau lebih. 

Tujuan dan manfaat dari pembuatan permainan Ular Tangga Matematika ini adalah sebagai bentuk, untuk mempermudah siswa mempelajari matematika, membuat siswa senang dalam mempelajari matematika, sehingga membuat konsepan matematika semakin terasa lebih nyata.

Papan ular tangga matematika memiliki bentuk yang sama dengan ular tangga biasa pada umumnya, namun perbedaannya dimana setiap langkah pemain setelah melempar dadu memiliki soal-soal yang harus diselesaikan, sehingga pemain tidak dapat melanjutkan langkah jika tidak bisa menyelesaikan soal tersebut. 

Sama seperti ular tangga biasa, ular tangga ini memiliki 'tangga' dan 'ular' yang mana jika pemain berhenti di petak yang memiliki tangga maka pemain dapat langsung pergi naik ke atas pada ujung tangga lainnya, dan jika pemain berhenti di petak ular maka pemain harus turun ke petak ujung ular lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun