Dunia pendidikan di masa Pandemi ini ibarat dalam dilema. Di satu sisi, pembelajaran secara tatap muka itu, tetap lebih baik, ketimbang secara daring seperti sekarang ini. Ketika tatap muka dipaksakan, jelas risikonya akan lebih besar. Solusinya, ini yang perlu jadi pemikiran dari pemerintah, bagaimana agar siswa aman dari paparan Covid-19 , namun sistem pembelajaran tetap bisa berkualitas.
Selama ini, pembelajaran secara daring, dilakukan dengan modul. Guru memberi tugas kepada siswa-siswanya. Lalu, siswa mengerjakan tugas. Hasil pekerjaannya, disampaikan pada saat guru visit ke kelompok belajar siswa.Â
Sistem ini terdapat beberapa kelemahan. Siswa tak miliki kedisiplinan tinggi ketika belajar di rumah. Kadang, mereka tak mau berpikir susah-susah. Soal dicari jawabannya melalui google. Atau, bertanya kepada keluarga. Jelas, bila sistem seperti ini berjalan hingga kelulusan atau kenaikan kelas. Dijamin, kualitas kelulusannya akan lebih rendah.
Sebenarnya, Dinas Pendidikan di daerah-daerah, banyak yang ingin terapkan pembelajaran secara tatap muka. Tapi, dengan metoda sesion. Siswa tak semua hadir di sekolah, namun disesi. Seminggu ini setengahnya yang tatap muka, tentunya dengan protokol kesehatan ketat. Minggu depannya, siswa-siswa yang tatap muka itu, giliran belajar di rumah. Begitulah terus bergiliran.
Hanya, pemerintah di daerah- daerah akhirnya membatalkan rencana itu. Karena, mereka rak miliki landasan yang kuat. Takut dipersalahkan oleh pemerintah yang lebih berwenang. Namun, bila saja Pemerintah Pusat, melalui Kementerian Pendidikannya putuskan satu metoda pembelajaran yang bisa aman di saat Pandemi. Tapi, punya derajat kualitas yang lebih baik dari sekedar daring. Ini sebenarnya yang ditunggu satuan pendidikan di daerah- daerah.
Kementerian Pendidikan harus segera ciptakan modul pembelajaran yang tetap berkualitas dan aman dari paparan virus. Ketika metoda telah terbentuk. Segera edarkan ke satuan pendidikan di daerah-daerah. Jangan dilama- lamakan lagi. Karena dunia pendidikan kita selama Pandemi ini, benar- benar  telah memasuki krisis kualitas. Ini satu tantangan bagi Mendiknas kita, agar tak terkesan tak punya inovasi mensikapi pandemi Covid-19. Mudah-mudahan selamat dunia pendidikan kita dari paparan virus, tapi selamat siswa-siswa kita dari kemerosotan kualitas pendidikan selama pandemi. ( Tatang Tarmedi )
