Mohon tunggu...
Namaku Ahmad
Namaku Ahmad Mohon Tunggu... wiraswasta -

Allah yang tiada dipertuhan selain Dia pemilik hidup dan sendiri mengurus segala sesuatu. Engkau pembimbing dan pengasuh alam semesta - aku hamba-Mu.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kejujuranmu Buat Mereka Mencintaimu (4)

9 Januari 2018   16:01 Diperbarui: 9 Januari 2018   16:07 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oh Tuhan... kucinta dia, kusayang dia rindu dia inginkan dia

Utuhkanlah.... rasa cinta di hatiku uuuuuu... 

hanya padanya... untuk dia....

Alunan suara Anjie mengalun pelan dari kamar kos sebelah. Lagu itu membuat dia semakin galau dengan masalah yang dihadapinya. Aku harus bagaimana menghadapi persoalan ini? Cahya telah menemaniku menjalani kehidupan di kota gudek sejak masih semester 3, aku gak mungkin meninggalkan dia walau ayahnya sempat mengacaukan hubungan kami namun bukan salah Cahya. Resty sahabat yang baik, aku dan Cahya sudah mengenal mereka 2 tahun lebih. Resty semakin dalam memasuki kehidupanku karena keadaan yang tidak dikehendaki olehku, Cahya maupun Resty . 

Dia lalu bergegas menuju tempat yang ditentukan Resty, tak lupa dia mengunci kamar kos dan mengambil motor vespa yang telah menjadi teman seperjalanan menempuh pendidikan di kota ini. Tang.. tang.. tang... suara khas vespa menderu menyusuri jalan hingga ke taman dekat kantor Resty. Dia lalu memarkir vespanya di pojok taman yang diperuntukkan sebagai lahan parkir di taman itu. 

Resty mana ya? kok belum kelihatan?

Dia lalu menuju bangku taman di sebelah selatan taman, tempat yang cukup nyaman untuk ngobrol dan berbincang. Jauh dari keramaian dan tidak terganggu oleh suara kendaraan yang berlalu lalang. Dia duduk sambil sesekali melihat ke arah kantor Resty yang belum juga terlihat. Diambilnya telepon genggamnya, dia lalu menuliskan pesan singkat, Abang sudah di taman, and send..

Teng dung... tanda pesan singkat terbalas, dia lalu melihat pesan dari resty, iya bang, Resty kesana sekarang.

Tak berapa lama Resty sudah terlihat dari kejauhan berjalan sedikit gupuh, sesekali dia kebaskan rambutnya yang menutupi wajah. Dia begitu anggun di mataku, aku gak sanggup menyakitinya.

Maaf bang, tadi dipanggil bos, jadi gak langsung kesini

Gak apa2 Res, duduk yuk

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun