Mohon tunggu...
Nia Janiar
Nia Janiar Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis lepas. Gemar mengunjungi pameran seni dan belajar zero waste. Kunjungi blog pribadi di www.niajaniar.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Mampukah Kita Memaafkan Secara Ikhlas?

5 Juni 2019   20:22 Diperbarui: 5 Juni 2019   20:35 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dari freepik.com/yanalya

Bisakah kita memaafkan kesalahan orang lain dalam satu hari saja? Apakah ucapan "mohon maaf lahir batin" saat momen Idulfitri benar-benar tulus kita terima atau hanya formalitas saja?

Memberi maaf tidak semudah yang kita kira. Perasaan sakit hati, dibohongi, dan dicemooh yang menumpuk di dalam diri bisa jadi penyakit untuk diri sendiri. Memaafkan secara lisan memang mudah, tetapi melupakannya di benak kita adalah hal yang sulit. Jika kita masih memikirkan kesalahan orang tersebut, tandanya kita belum ikhlas.

Dendam adalah emosi hal yang tidak menyenangkan. Mari kita bebaskan diri kita dari rasa dendam dengan melakukan usaha seperti di bawah ini:

1. Belajar untuk menempatkan diri di posisi orang lain

Kita pasti pernah menemukan orang lain berbohong karena alasan ingin menjaga perasaan kita. Sebenarnya mereka tidak sengaja ingin menyakiti kita. Cobalah untuk mengetahui alasan mengapa mereka melakukan itu. Mungkin mereka takut berkata jujur karena respons kita selalu marah setiap mereka berkata jujur.

2. Hidup di hari ini, bukan di masa lalu

Kita tidak mengubah hal yang telah terjadi. Oleh karena itu, terus mengingat hal yang menyakitkan tidak ada gunanya, selain bisa mengarah pada depresi, ketakutan, dan kecemasan. Ini hanya akan jadi penyakit di dalam diri kita. Sadarilah bahwa hal itu sudah berlalu dan kita berhasil melewatinya, agar rasa ikhlas bisa muncul dengan mudah.

3. Kita tidak bisa mengontrol orang lain

Terkadang kita berharap orang berperilaku sesuai dengan harapan kita. Kita membuat skenario di dalam pikiran seperti "seharusnya mereka meminta maaf terlebih dahulu" atau "andai mereka tidak berbuat seperti itu". Sayangnya, kita hanya bisa mengobtrol pikiran dan tindakan kita sendiri, bukan orang lain. Kita bisa memilih untuk marah atau tidak dari perilaku mereka.

Semoga di momen Idulfitri ini bisa jadi momen kita belajar memaafkan orang lain dengan sungguh-sungguh. Meminta maaf adalah sebuah proses dan memerlukan waktu. Kita bisa memulainya dari sekarang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun