Mohon tunggu...
nia hanifah
nia hanifah Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas Sebelas Maret

Menulis dan Membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Seminar DIKLISA V Angkat Tema Sastra sebagai Pilar Pendidikan Karakter

9 Oktober 2025   05:31 Diperbarui: 9 Oktober 2025   05:31 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Seminar Diksi dan Literasi Sastra (DIKLISA) V dilaksanakan pada Senin, 29 September 2025 melalui zoom meeting. Kegiatan ini mengusung tema "Peluncuran Karya Bersama DIKLISA dengan Judul Buku Pendidikan Abad XXI dalan Berbagai Perspektif" serta diskusi bersama tentang "Sastra sebagai Pilar Pendidikan Karakter untuk Masyarakat NKRI". Kegiatan dibuka secara resmi oleh Prof. Dr. Muhammad Rohmadi, S.S, M.Hum., dan dipandu oleh Muhammad Rizqi Romadlon, S.Pd., M.Pd., dari Universitas Singaperbangsa Karawang.

Dua narasumber hadir dalam seminar ini, yakni Dr. Ahmad Ripai, M.Pd., dosen PBSI UPGRIS, dan Dr. Yosi Wulandari, M.Pd., dosen PBSI FKIP UAD Yogyakarta. Dalam pemaparannya, Dr. Ahmad Ripai menjelaskan bahwa drama tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai media pendidikan karakter. "Melalui tokoh, alur, dan dialog, penonton dapat belajar tentang moralitas, kemanusiaan, dan kehidupan sosial," ujarnya. a menambahkan bahwa drama mampu menanamkan nilai-nilai teladan melalui konflik dan jalan cerita yang dihadirkan.

Fungsi drama dalam penanaman karakter 

  • Drama tidak hanya menghadirkan konflik dan hiburan, tetapi juga mengandung nilai-nilai karakter yang dapat dijadikan teladan. melalui tokoh, alur, dan dialog, pembaca maupun penonton.

  • Kehidupan sosial; bagaimana manusia berinteraksi dan menyelesaikan masalah.

  • Kemanusiaan; bagaimana menghargai sesama.

  • Moralitas; bagaimana bersikap sesuai nilai-nilai kebaikan.

Sebagai contoh, Dr. Ahmad menyinggung karya klasik Romeo dan Juliet karya William Shakespeare yang mengandung pesan tentang bahaya kebencian dan dendam antarkeluarga. Selain itu, ia juga menyoroti kisah rakyat Lutung Kasarung yang mengajarkan pentingnya kejujuran, ketulusan, dan kepedulian terhadap sesama. Menurutnya, naskah-naskah drama seperti ini menunjukkan bahwa nilai-nilai luhur dapat ditanamkan melalui tradisi dan budaya bangsa.

Narasumber kedua, Dr. Yosi Wulandari, M.Pd., memaparkan materi tentang "Landasan Sastra dan Karakter Bangsa." Ia menjelaskan bahwa bangsa Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan budaya, bahasa, dan tradisi yang menjadi kekuatan identitas nasional. Namun, di era globalisasi dan disrupsi digital, nilai-nilai moral dan karakter bangsa mulai mengalami pergeseran.

Menurut Dr. Yosi, sastra lokal memiliki nilai-nilai luhur yang dapat dijadikan pilar pendidikan karakter di era modern. Ia menekankan pentingnya kearifan lokal yang tersirat dalam pantun, syair, tembang, maupun legenda sebagai sumber penanaman nilai moral, sosial, dan religius. Melalui sastra, pendidikan karakter dapat diintegrasikan secara kontekstual agar peserta didik tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga berakhlak dan berbudaya.

Dalam paparannya, Dr. Yosi juga menyinggung lima pilar karakter bangsa yang dapat ditemukan dalam sastra lokal, yakni religius, mandiri, nasionalis, gotong royong, dan integritas. Nilai-nilai itu hadir secara simbolik dan naratif dalam berbagai karya seperti pantun, gurindam, tembang, babad, dan legenda. Melalui karya-karya tersebut, masyarakat dapat belajar tentang etika, tanggung jawab, serta semangat kebersamaan. Lebih lanjut, ia memaparkan bahwa sastra berfungsi sebagai sumber nilai moral, penguat identitas, media refleksi diri, dan alat sosialisasi nilai nasional. Sastra lokal, kata Dr. Yosi, juga dapat diintegrasikan dalam pembelajaran melalui berbagai strategi, seperti analisis nilai kearifan lokal dalam teks, proyek Profil Pelajar Pancasila, hingga alih wahana sastra ke bentuk teater atau film pendek.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun