Mohon tunggu...
Niko Hukulima
Niko Hukulima Mohon Tunggu... Human Resources - Karyawan Swasta dan Aktivis Credit Union Pelita Sejahtera

Hidup terlalu singkat untuk disia-siakan. Berusaha untuk lebih baik hari demi hari.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Yayasan Koker Niko Beeker Salurkan Bantuan untuk Lembata-Adonara

12 April 2021   20:52 Diperbarui: 12 April 2021   21:09 1032
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yayasan Koker Niko Beeker yang bertempat di Jakarta menyalurkan sumbangan tahap pertama sebesar Rp 20.000.000 pada Senin 12/4 untuk para korban bencana alam di Adonara dan Lembata. Dana itu disalurkan melalui JPIC Suster SSpS Flores Timur yang terkenal sangat dedikatif dan bertanggungjawab menyalurkan setiap bencana sampai ke masyarakat korban yang membutuhkan.

Ketika ditanya, dari mana sumber dana, Robert Bala Ketua Yayasan Koker Niko Beeker mengungkapkan bahwa dana itu berasal dari sumbangan simpatisan, rekan, kenalan, dan pengurus Yayasan sendiri: "Di tengah bencana seperti ini, banyak orang yang tergerak untuk membantu", demikian Robert yang juga seorang penulis opini Kompas dan penulis buku di Gramedia.

Selanjutnya, Robert mengungkapkan bahwa semua donatur telah memberi dari ketulusan mereka. Namun secara khusus, Robert yang juga penulis dan kolumnis pada Harian Kompas menyebut tiga figur inspiratif.

Pada tempat pertama, pak Darius Teguh Kristanto. Meski tinggal di Surabaya, tetapi Darius yang pernah ke Lerek - Lembata menghadiri pesta emas imamat P. Nicholas Strawn, SVD. Sejak saat itu, Darius mengenal para pengurus Yayasan. Karena itu ketika terjadi bencana alam, justru Darius yang memotivasi pengurus Yayasan untuk mengumpulkan dana. Darius bahkan memberi sejumlah dana awal.

Ketika ditanya, apa motivasi yang melatarbelakangi, Darius mengatakan berikut: "Di Lembata dan Adonara tak banyak pilihan lapangan kerja dan mayoritas masyarakat yang tinggal di Lembata berpenghasilan rendah. Bencana yang terjadi di saat pandemi pasti membuat masyarakat menderita dan menambah beban mereka maka sudah selayaknya kita yang tinggal diluar wilayah bencana harus bersatu segera ulurkan tangan ringankan beban penderitaan korban bencana.

Dokpri
Dokpri
Dukungan moril maupun material menurut Darius, diharapkan bisa menyemangati para korban bencana agar mereka tetap tegar dan punya harapan untuk bisa pulihkan diri dan membangun kembali wilayah yang porak poranda, TUHAN menyertai dan memberkati".

Tertantang oleh seruan pak Darius, maka Yayasan mulai bekerja. Niko Hukulima, Damianus Dai Koban, Siprianus Ata Wator, Yosep Dai Luon, P. Yosep Mapang Pukay, SVD, Ani Nuban, dan Pastor Ferry Namang, SS.CC antara lain pengurus Yayasan yang secara proaktif mencari dana untuk kegiatan dan terkumpul dana Rp 20 juta.

Tak kurang, peran SMA Atissa Dipamkara. Meski di tengah pandemi dan tidak bisa bertemu dengan siswa, namun terdorong oleh solidaritas dan cinta kasih yang merupakan inti ajaran Buddha, Pak Dedy Mulyadi, S.Kom, M.Pd, segera menggerakan semua elemen sekolah untuk bertindak.  

Dokpri
Dokpri
Bagi pria jangkung itu menjelaskan bahwa visi utama dari SMA Atisa Dipamkara adalah membentuk pribadi siswa yang berbudi pekerti luhur yang kemudian diturunkan dalam bentuk aksi berupa pendidikan karakter dan kegiatan-kegiatan dengan nilai karakter di dalam program sekolah. Atas dasar itu, maka para siswa dilibatkan untuk membantu sesama tanpa melihat latar belakang agama dan budaya".

Selain itu, Dedy mengungkapkan bahwa ia dan para guru bersama OSIS, kemudian kami melakukan penggalangan dana melalui OSIS untuk kemudian disalurkan langsung kepada lembaga sosial yang ada di NTT, sehingga menjadi tepat guna. Upaya ini sejalan dengan nilai-nilai Buddhis yang sangat mengedepankan cinta kasih dan solidaritas tanpa melihat latar belakang agama dan kepercayaan.

Selain tiga figur sebagai inspirasi, Yayasan juga memperoleh dana dari Sarah H Andriani, Yulika Hanum Auli, Sipri Ata Wator, di Parsudi, dan Olivia Ndori.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun