Mohon tunggu...
Nurul Furqon
Nurul Furqon Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Arab UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Nama saya Nurul Furqon, saya berasal dari kabupaten Sumedang, riwayat pendidikan saya SDN Babakandesa, SMPN 1 Cibugel, SMAN Situraja. Dan sekarang saya menjadi Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Arab UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bolehkah Berkata Anjay, Anjay dari Persfektif Budaya dan Sastra

7 September 2020   14:00 Diperbarui: 7 September 2020   14:41 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Kata anjay baru baru ini menjadi ramai di perbincangkan, baik di kalangan tongkrongan sampai ke praktisi pendidikan atau bahasa, namun disini kita tidak akan membahas kronologi kenapa kata anjay bisa menjadi bahan pembicaraan, fokus pada bahasan kta kali ini adalah apakah boleh atau tidaknya kita berkata anjay diucapakan, sebelum kesana mari kita membedah terlebih dahulu kata anjay dan apa itu anjay. 

Kata anjay sendiri belum terdaftar dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) itu artinya kata anjay bukan bagian dari bahasa Indonesia Baku. Kata anjay itu sendiri mulai ramai digunakan pada tahun 2016 dan dipopulerkan oleh youtuber bernama kemal palevi dan young lex, melalui lagunya yang berjudul ANJAY di chanel youtube kemal palevi pada febuari 2017.

Menurut salah satu situs web (mojok.co) kata anjay berasal bahasa sangsakerta yang berarti "tak terkalahkan", jika memang demikian itu artinya kata anjay merupakan sebuah kata yang bagus dan memiliki arti yang dalam, bahkan menurut situs web (namamia.com) kata anjay merupakan nama populer bagi anak laki-laki dan sangat cocok jika digunakan untuk namadepan. 

Namun yang menjadikan kata anjay ini negatif karena menurut sebagian orang kata anjay merupakan plesetan dari kata anjing, seperti kata anjir, anjrit, anjim, njir, njeer, dan lainnya, di karenakan kata anjing terlalu kasar untuk di pakai. Hal seperti ini dalam ilmu kebahasaanpun sudah bjasa terjadi, dan terdapat banyak sekali teori dan metode tentang perubahan bahasa dan kata, atau bahkan kata tetap sama tapi arti dan maknanya berubah.

Perubahan dalam bahasa sangatlah biasa terjadi, karena bahasa bersifat fleksibel, bahasa sangatlah terbuka pada perubahan, baik karena konteks pembicaraan atau karena zaman, itulah yang menjadikan bahasa dari waktu ke waktu terus berubah, mungkin bagi orang tua kata A bermakna A namun bagi kita kata A bermakna A', atau bagi anak kita kata A bermakna A''. Baik dan buruk suatu kata tergantung dari situasi dan kondisi karena bahasa sendiri memiliki rasa yang berbeda beda bagi setiap orangnya.

Lalu apakah kata anjay itu bermakna kasar karena kata anjay merupakan plesetan dari kata anjing ? sebelum menentukan kata anjay kasar atau tidak, sebaiknya kita tentukan dulu kata yang menjadi dasarnya, apakah kata anjing adalah kata yang bermakna kasar ? jika ada yang menganggap kata anjing kasa berarti hewan yang bernama anjing mulai sekarang di ganti namanya, atau jika ada hewan tersebut jangan panggil anjing, mungkin hewan berkaki empat yang suka menggonggong, kata anjing tidak kasar bukan ? Tapi jika kita menggunakannya kepada selain anjing, misal kepada manusia, apakah kasar ? 

Disini bermain makna bukan arti, jika bermain arti sudah jelas kata anjing tidaklah kasar karena kata anjing merupakan nama dari hewan berkaki 4 yang suka menggonggong, tapi jika kita berbicara makna, maka tergantung situasi dan kondisi, konteks katanya bagaimana, jika kita menggunakannya sebagai ujaran kebencian maka sudah jelas itu kasar karena itu merupakan sebuah umpatan, apapun jenis katanya akan menjadi negatif jika kita menggunakannya sebagai ujaran kebencian, misalnya kata pintar jika digunakan sebagai sarkas bagi orang yang kurang pintar, maka kata pintar akan menjadi kasar, tapi jika digunakan untuk pujian maka akan bermakna baik.

Anjing, anjir, anjay dan kawan-kawannya bisa bermakna kasar bisa juga tidak, karena dalam kontek berbudaya ada yang namanya kontrak interaksi, sebuah kata yang tidak lazim digunakan bisa menjadi penanda keakraban atau kedekatan, mungkin kita sendiripun sering menggunakannya kepada teman kita, selama tidak ada orang yang merasa dirugikan dan semua pihak merasa nyaman maka sebenarnya sah sah saja mau berkata apapun, kata kasar sekalipun bisa berubah menjadi baik jika digunakan dalam konteks yang tepat, bahkan kata yang menurut kita baikpun bisa bermakna kasar bagi orang lain, dan kata yang kasar bagi kita bisa bermakna tidak kasar bagi orang lain.
"Setiap Tempat Memiliki Ucapannya, dan Setiap Ucapan Memiliki Tempatnya"

Berbicara cantik pada orang yang kurang cantik
Berbicara tinggi pada orang yang pendek
Berbicaa putih pada orang yang hitam
Berbicara langsing kepada orang gendut
Berbicara uang atau bisnis kepada orang miskin
Berbicara ayah atau ibu kepada orang yang yatim atau piatu atau bahkan yatim piatu sekaligus itu akan sangat menyinggung perasaan.


Fahamilah lawan bicara kita siapa, apakah dia akan tersinggung atau tidak, bukankah menceritakan kebaikan wanita lain kepada kekasih bisa menimbilkan perang dunia yang sangat besar. Apakah kata anjay dan semacamnya boleh digunakan ? Silahkan simpukan sendiri karena pengguna kompas pastilah orang-orang yang pintar sehingga bisa mencerna sebuah gagasan dengan baik. 

Tugas negara ini sangat banyak, jika semua orang dipidanakan maka akan banyak tugas lain yang terabaikan, lebih baik para orang tua sendirilah yang bergerak, mendidik anaknya dan meberikan pemahaman bagaimana cara bertutur kata yang baik  saya sendiripun bukanlah pengguna kata anjay.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun