Mohon tunggu...
Dwi Suparno
Dwi Suparno Mohon Tunggu... Administrasi - Pejuang Receh

Kuli pabri..Bisa ditemui di nfkaafi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Cukup 1000 Sehari, Semua Tertolong untuk Indonesia Sehat

19 Juni 2016   15:42 Diperbarui: 19 Juni 2016   15:59 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana pertemuan kampung yang dihadiri semua warga (dok.pri)

Sudah menjadi tradisi di kampung saya bila setiap 35 hari sekali (selapan-bahasa jawa) yakni di malam Minggu Legi selalu diadakan pertemuan warga. Lokasi pertemuannya terkadang bergiliran di rumah warga,kadang di masjid maupun di jalan kampung.Pada pertemuan tersebut setiap warga diberikan kesempatan untuk memberikan usul serta pendapatnya mengenai berbagai permasalahan yang terjadi di kampung.Tak jarang terjadi debat kusir antar warga yang berbeda pendapat namun pada akhirnya bila keputusan sudah diketok palu,semua warga akan mentaatinya.

Selain sebagai ajang untuk mempererat tali silaturahmi antar warga,dalam setiap pertemuan tersebut setiap warga (kepala keluarga) diwajibkan untuk membayar iuran yang bilamana sudah terkumpul banyak akan digunakan untuk mendukung kegiatan kampung.Seperti kegiatan kerja bakti,renovasi jalan kampung,perbaikan drainase serta kegiatan yang lainnya.Besarnya iuran ini nilainya tetap untuk setiap KK-nya yaitu sebesar Rp 9 ribu.Alokasi dari iuran tersebut digunakan untuk biaya konsumsi dan pemasukan kas kampung.

Sampai akhirnya sekitar awal tahun 2014 yang lalu,kampung saya dilanda penyakit kencing tikus  yang membuat 2 orang warga harus opname beberapa hari di rumah sakit.Kedua orang warga ini bila dilihat dari kondisi ekonominya masuk kategori warga miskin namun tidak tercover dalam program penjaminan kesehatan pemerintah.Untuk meringankan beban ekonomi keduanya, beberapa warga berinisiatif mengadakan saweran keliling kampung untuk meminta bantuan uang seikhlasnya kepada warga kampung lainnya.Uang hasil saweran tersebut memang belum bisa menutup biaya pengobatannya namun setidaknya bisa membantu meringankannya.Sementara itu bantuan dari kas kampung tidak ada sama sekali karena memang tidak alokasi anggarannya.

Mengingat letak kampung kami yang berdekatan dengan persawahan serta banyak genangan air yang lama keringnya sehingga besar potensi terjadinya serangan penyakit kencing tikus serta demam berdarah.Pada pertemuan kampung berikutnya,saya mengusulkan adanya tambahan iuran kampung sebesar seribu yang dibebankan kepada setiap KK (kepala keluarga),tidak memandang kaya maupun miskin.Alasan saya mengusulkan tambahan iuran tersebut adalah untuk tujuan dana sosial.Yakni dana yang tidak boleh digunakan untuk tujuan lainnya kecuali untuk membantu warga yang sedang sakit dan harus opname di rumah sakit serta kegiatan penunjang kegiatan kampanye kesehatan.

Agar akumulasi dana lebih cepat membesar,maka untuk pengajuan klaimnya harus dengan persyaratan bahwa warga yang sakit tersebut menjalani rawat inap di rumah sakit minimal selama 2 hari.Untuk tahap awal,bantuan kesehatan ini baru bisa mengkover 1 anggota keluarga saja namun kedepannya seiring semakin membesarnya dana sosial tersebut semua anggota keluarga bisa terkover untuk mendapatkan bantuan dana sosial tersebut.Bisa saja kedepannya bukan hanya bantuan pengobatan saja namun bisa menanggung semua biaya pengobatan warga.

Walaupun nominal iuran dana sosial tersebut kecil,namun apabila dikumpulkan secara terus menerus serta minim klaim maka akan terkumpul dana yang cukup besar kedepannya.Dengan jumlah KK di lingkungan RT saya sekitar 150 KK,setiap 35 hari sekali akan terkumpul dana sebesar 150 rb,dalam 1 tahun sudah terkumpul sekitar 1.5 juta.Belum di RT sebelah yang jumlah KK-nya lebih banyak,tentu akumulasi dananya lebih besar.

Ini bermula dari uang seribu rupiah,uang yang hanya cukup untuk membeli jajanan anak anak. Bayangkan bila uang Rp 1000 tersebut dikumpulkan setiap hari,hasilnya tentu lebih besar lagi.Alhamdulillah warga mulai menyadari pentingnya bergotong royong untuk membantu sesama  sehingga diawal tahun 2016 kemarin besaran iuran dana sosial ini dinaikkan menjadi dua ribu. Tidak ada gejolak penolakan mengenai kenaikan iuran ini karena manfaatnya akan kembali ke warga sendiri.

Mimpi pun mulai dirajut.Seiring semakin besarnya dana sosial yang terkumpul,selain tidak melupakan tujuan awalnya,kedepannya sebagian dari dana sosial tersebut bisa dimanfaatkan untuk kegiatan kampanye kesehatan.Masih banyak PR kesehatan lainnya yang butuh perhatian di kampung saya ini seperti perbaikan sanitasi lingkungan,kemajuan posyandu,budidaya apotek hidup,serta lainnya.Bukankah mencegah lebih baik daripada mengobati?

Dengan Gotong Royong Semua Bisa Tertolong

Salah satu masalah terbesar bangsa Indonesia saat ini yang membutuhkan waktu untuk segera diatasi adalah masalah kesehatan.Ya,jika ingin menjadi bangsa yang maju dan sejahtera maka rakyatnya pun harus sehat sehingga produktivitas kerja selalu meningkat. Namun faktanya masih banyak ditemukan terutama didaerah pelosok warga miskin yang belum tersentuh layanan kesehatan.Entah disebabkan karena lokasi rumahnya jauh dari lokasi pelayanan kesehatan maupun karena faktor kemiskinan itu sendiri (tidak ada biaya untuk berobat).

Sebagai amanat dari UUD 1945 pasal 28H serta pasal 34 yang kemudian dibuatkan turunannya yaitu UU no 40 Tahun 2004 maka Negara pun membentuk Sistem Jaminan Sosial Nasional bidang kesehatan yaitu BPJS Kesehatan yang resmi beroperasi pada tanggal 1 Januari  2014.Selama 2 tahun lebih berjalan,jumlah kepesertaan telah meningkat dengan pesat.Sampai dengan 11 Maret 2016,total peserta BPJS Kesehatan telah mencapai 163 juta-an peserta yang terbagi dalam 3 kategori yaitu penerima bantuan iuran (PBI) sejumlah 103 juta-an,pekerja penerima upah sejumlah 38 juta-an dan peserta mandiri sejumlah 20 juta-an.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun