Mohon tunggu...
H. N. Sobolim
H. N. Sobolim Mohon Tunggu... Freelancer - word id power

Anak Yesus Kristus dan Adik Dari Che Guevara

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Biak Berdarah: Sejarah Kelam Kekerasan Aparat Indonesia di Papua

8 Juli 2019   17:30 Diperbarui: 9 Juli 2019   18:32 1536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rakyat Papua di Biak berkumpul di menara Tower tahun 1998 - Foro: Suara Papua

Refleksi Pada Peringatan Ke 21

Pada tahun 1998, di saat politik Indonesia mengalami goncangan akibat desakan mahasiswa dan rakyat Indonesia dan kondisi ekonomi yang memburuk, pemerintahan Orde Baru dibawah kepemimpinan Soeharto yang terkenal totaliter dan militerisme itu lengser. Setelah berkuasa selama 32 tahun.  Dalam situasi yang sama gerakan rakyat Timor Timur (Timur Leste) untuk menentukan nasib sendiri melalui refendum mengemuka.

Hal itu mendorong gejolak pergerakan rakyat di Papua yang sudah lama berada di bawah tekanan berbagai operasi militer. Di berbagai wilayah rakyat menghimpun pergerakan.  Kota-kota besar seperti Sorong, Timika, Merauke, Jayapura, Wamena, Nabire, Serui  pergerakan semakin meluas. 

Tuntutan Papua merdeka bergema dimana-mana. Dalam situasi yang sama di Biak  pada   Juli 1998  sekitar 500 - 100 orang terdiri dari tua, muda, laki-laki dan perempuan berkumpul di Tower Menara Air Minum Puskesmas.  Rakyat menduduki lokasi itu selama hampir seminggu, mereka berkumpul disana dengan menyanyikan lagu-lagu rohani sambil menjaga bendera Bintang Kejora berkibar di Puncak Tower. 

Namun kegiatan yang diadakan dengan  damai itu,  tepat pada 6 Juli menjadi hari yang memiluhkan. Rakyat yang berada disana secara sewenang-wenang ditangkap disertai pemukulan dan juga penembakan oleh gabungan  Aparat Militer dan Polisi Indonesia. Atas tindakan brutal  Aparat Indonesia itu tidak sedikit orang yang menjadi korban. Tidak berhenti disana, rumah-rumah di sejumlah wilayah kota Biak juga tidak luput dari penggeledahan dalam aksi penyisiran. 

Pengadilan warga yang dilakukan di Sydney, Australia pada 2013 lalu menyatakan Aparat militer dan Polisi Indonesia terbukti telah melakukan penyiksaan, pemerkosaan dan pembunuhan serta mutilasi. 

Sedangkan ELSHAM mencatat sekitar 150 orang menjadi korban.  Sebagaian dari maya-mayat manusia tak berdosa itu  dibuang begitu saja ke laut.  Bagaimana rasanya, hal-hal seperti ini terjadi di depan mata kita. Ataupun terhadap saudaramu, orang tua ataupun adikmu? Hal itu dikisahkan oleh salah satu korban dan juga saksi mata Yuda Korwa, yang pada saat itu baru berusia 17 tahun. 

"Saya melihat banyak orang dibunuh oleh mereka (militer dan polisi). Saya melihat orang-orang tua, wanita hamil dan anak-anak kecil tewas. Salah satu tentara memukul saya dengan pistol dan wajah saya penuh dengan darah. Saya berpura-pura mati saat itu dan bersembunyi selama dua hari di gorong-gorong jalan. Saya mendengar ada orang yang berteriak minta pertolongan.".

Selain Yuda Korwa, juga  Eben Kirksey dan Tineke Rumkabu ketiga perempuan asli Papua ini adalah saksi mata perlakuan tidak manusiawi aparat militer dan polisi  Indonesia pada waktu itu. 

Eben melihat seperti orang yang sedang bernyanyi, pasukan mulai menembak ke kerumunan. Orang-orang mulai berjatuhan dan sebagian lainnya berlarian. Orang-orang yang selamat digiring ke pelabuhan dan dinaikkan di kapal-kapal. Mereka bisa melihat orang mati dan sekarat karena tembakan aparat sedang dimuat ke truk. Wanita diperkosa dan dimutilasi setelah melihat teman mereka dipenggal." lanjut Eben dalam kesaksiannya dikutip Tabloid Jubi.

Salah satu korban sekaligus saksi mata, Tinike pada kesaksian pertama kalinya mengatakan temannya dipenggal depan matanya. Dia sendiri mendapat siksaan mengerikan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun