Hari ke-33!Â
Sekarang sudah hari ke-33, aksi jalan kaki tutup PT. TPL (Ajak Tutup TPL) dari Toba ke Jakarta. Hari ke-33 ini, tim 11 sudah berada di provinsi ke-5, Lampung. Setelah menyusuri provinsi Sumatra Barat, Riau, Jambi, dan Sumatra Selatan, akhirnya mereka tiba di Lampung.
Bisakah membayangkan, ada sekelompok orang yang berjalan kaki? Jalan kaki. Setiap hari. Dalam cuaca apapun, baik panas maupun hujan, baik terik maupun dingin, jalan provinsi maupun jalan dengan hutan sebagai pagar. Iya. Ada. Mereka. Tim 11.
Aku bisa dikatakan mengikuti perjalanan mereka hampir setiap hari. Sejak hari pertama ketika mereka diberangkatkan oleh masyarakat adat dari makam Raja Sisingamangaraja XII, berjumpa dengan individu-individu yang memahami tujuan perjalanan tim 11 sepanjang 1800 km dari Toba ke Jakarta untuk menemui pak Presiden Joko Widodo, dijamu makan malam oleh pribadi-pribadi peduli, hingga hari ini, hari ke-33.
Aku, bisa dikatakan, menyaksikan apa yang kurang lebih mereka alami, jalani dan saksikan, seperti: tidur di gereja, ditolak mess pemda untuk berkemah di halaman mess, menginap di panti asuhan yang dikelola gereja, mencuci baju di sungai, berkemah di salah satu negeri di atas awan di Sumatra Barat (percayalah, Indonesia memiliki banyak negeri di atas awan yang tak kalah indahnya), berbicara di depan orang-orang muda, diundang menginap di Istana Hasadaan, menjemur pakaian di pinggir jalan.
Aku ikut terpukau menyaksikan hutan hijau di jalan yang mereka lalui, selokan di tepi jalan penuh ikan-ikan, langit biru dari ujung ke ujung, awan-awan yang letaknya lebih rendah daripada posisi tanah tempat berdiri, jalanan penuh dengan ribuan santri yang beranjak pulang, lubuk yang penuh ikan dengan air berkilau hijau kebiruan, air terjun alam.
Aku ikut menikmati ketika mereka berpose di tapal batas kota, ketika tim 11 akan meninggalkan kota tertentu dan ketika tim 11 memasuki kota tertentu di sepanjang rute yang mereka tempuh. Tapal batas kota adalah bukti betapa banyaknya jumlah kota yang telah mereka jalani dan lintasi. Secara harfiah, kota yang ada jejak mereka di sana.
Aku ikut menikmati ketika mereka berpose di depan tanda-tanda kota, air terjun alam, Goa Jepang, masjid dan pemandangan dengan latar belakang gunung-gunung. Bukan main indahnya, negeriku ini!
Melewati hutan, persawahan, jalanan kering dan berdebu, jalan penuh kendaraan, tanjakan, turunan juga jalanan sempit yang rawan sehingga yang sedang jalan kaki harus naik ke mobil demi keselamatan.
Melalui tayangan langsung (seenggaknya yang menonton bisa 200an orang dan yang tidak ikut menonton tayangan langsung jumlahnya bisa ribuan!) akun fb Togu Simorangkir setiap hari, yang biasanya dilakukan antara lain: tayangan persiapan berangkat setiap pagi, menjelang makan siang, dan closing perjalanan setiap hari dan juga foto-foto yang jumlah sangat banyak di akun tim 11 menjadi bukti tekad dan semangat tim 11 dalam perjalanan ini.
Jelas saja perjalanan ini melelahkan. Sangat melelahkan! Beberapa dari anggota tim sudah mulai kelelahan, mual meriang dan kaki yang mulai ngilu persendiannya. Bisa jadi akronim TIM yang Tulus, Ikhlas dan Militan-lah yang membuat tim 11 terus bertahan pada tujuan utama perjalanan ini.