Mohon tunggu...
Ferri Rama Chandra
Ferri Rama Chandra Mohon Tunggu... Freelancer - ?

TI 19 Palu

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Perkembangan Teknologi Kloning dan Moral

4 Oktober 2019   00:30 Diperbarui: 4 Oktober 2019   00:41 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp


Di zaman NOW ini, siapa sih yang tidak kenal internet dan teknologi, terlebih yang canggih ? Contoh paling sederhana adalah Smartphone, hampir dapat dipastikan sebagian besar orang tau dan menggunakan smartphone pada era ini. Teknologi dapat ditemui pada bidang apa saja dan dimana saja, namun pernahkah kita berfikir sejenak dan merenungi bahwa apakah Teknologi dan segala kemudahan yang diberikannya terkadang membawa hal buruk pada moral dalam hal ini khususnya yang berusia dibawah 17 tahun yang pada umumnya menggunakan teknologi canggih ini untuk bermain game serta mencari hiburan-hiburan di internet.

Berdasarkan pengalaman penulis hal ini biasanya tidak berpengaruh baik pada moral baik dari sopan santun, cara berbicara, cara berperilaku, memang tidak semua, namun tidak dapat dipungkiri hal ini cukup memprihatinkan. Hal ini cukup sulit dibendung karena pesatnya perkembangan teknologi namun jika dilihat dari sisi positif, internet dan teknologi canggih yang digunakan membuat generasi millenium cukup cepat berkembang karena ada banyaknya sumber informasi dan media belajar.

Baiklah, penulis mengajak pembaca untuk sedikit menghayal ke masa depan yang mungkin akan terjadi, yaitu teknologi kloning. teknologi kloning adalah membuat sel-sel serupa denga induknya, mirip seperti meng"copy" sel induknya. Bagaimana Jika manusia telah dapat mengkloning dirinya dan bahkan mem"back-up" ingatannya, apakah dengan itu manusia yang dikloning memiliki hak atas nyawanya atau milik dari si "original" ? Moral dan perikemanusiaan seperti apa yang diterapkan pada zaman itu ? Apakah di zaman itu laki-laki dan perempuan masih saling membutuhkan ? Saat itu apakah manusia masih akan menghargai nyawa satu sama lain ? Apakah saat itu agama masih ada ?

Baiklah, pikirkan sisi positifnya, mungkin dengan itu, penggantian organ tubuh yang rusak dapat dilakukan, bisa memproduksi sumber pangan dengan kualitas prima, mungkin bisa mendapatkan keturunan bagi yang kurang subur, menghambat penuaan dan berbagai hal lainnya.

Mungkin ini hanya imajinasi liar dari penulis, jangan terlalu serius ditanggapi namun cukup menarik untuk dibahas, jika punya pandangan terkait hal ini mungkin bisa tuliskan di kolom komentar. Hehehe
Semoga menarik untuk dibaca dan terima kasih.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun