Mohon tunggu...
Neti Familiani
Neti Familiani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

tidak ada hasil yang menghinati usah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengatasi Sulitnya Belajar Daring pada Anak Usia Dini di Masa Covid-19

18 Januari 2021   22:28 Diperbarui: 18 Januari 2021   22:29 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

oleh:

Neti Familiani, S.Pd

Mahasiswa pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Sejak maraknya pandemi covid-19, banyak sektor dari kehidupan ini terkena imbasnya. Tak terkeculi sektor pendidikan yang mengharuskan lembaga pendidikan menutup kegiatan belajar tatap muka. Disaat kemendikbud memutuskan untuk melakukan pembelajaran jarak jauh atau bisa disebut belajar daring, tidak sedikit orang tua mengeluh akan adanya belajar daring ini, karena merasa kualahan jika harus bekerja dan membimbing anak sekolah daring, apalagi jika memiliki handphone yang tidak memadai untuk digunakan belajar daring ini.

Pembelajaran daring ini sangat-sangat membutuhkan alat komunikasi yang memdai, jaringan internet yang lancar, serta sumber dan media yang memadai. Dengan kata lain, belajar daring adalah metode belajar yang menggunakan model intraktif berbasis internet. Belajar daring pada anak usia dini cendrung memberikan tugas-tugas pada anak melalui media whatsapp group.

Padahal sejatinya anak usia dini memerlukan pembelajaran yang nyata dan mengggunakan media-media yang dapat merangsang perkembangan anak. apabila diterapkannya daring ini tidak sedikit dari anak usia dini yang mendapatkan tugas dari pendidik tidak mengerjakan tugas ataupun orangtua yang mengerjakannya. Jadi menurut saya belajar daring ini sangat tidak efektif apabila diterapkan pada anak usia dini.

Mengingat pentingnya perkembangan anak usia dini dan pentingnya pendidikan pra sekolah, penulis memiliki beberapa solusi yang dapat meningkatkan perkembangan anak meskipun melalui belajar daring ini, yaitu: 1) menerapkan belajar tatap muka tetapi tetap mematuhi protokol kesehatan dengan cara sistem roling jika dalam suatu kelas ada 15 peserta didik bisa dibagi menjadi 3 gelombang, dimana 3 gelombang tersebut belajar tatap muka secara bergantian pada setiap harinya. 2) bisa dengan mendatangkan guru privat bagi anak yang mana dapat membatu anak untuk tetap mengerjakan tugas dari pendidik serta dapat menstimulasi perkembangan anak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun