Mohon tunggu...
neti nurhayati
neti nurhayati Mohon Tunggu... Konsultan - Enterpreneur

Pengusaha dan aktivis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Euforia Tahun Baru

8 Januari 2018   17:29 Diperbarui: 8 Januari 2018   17:33 581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Euforia perayaan tahun baru masih bisa kita rasakan. Perayaan malam tahun baru identik diisi dengan hiburan konser, jalan-jalan bersama keluarga, teman, wisata kuliner dan diakhiri dengan penantian pesta kembang api. Tak lupa diiringi tiupan terompet. Tak hanya itu, ternyata euforia perayaan tahun baru rentan diisi aktivitas yang mengarah mengarah kepada kemaksiatan, mulai dari ngedugem, perta miras, nge-drugs, hingga seks bebas (jawapos.com, 26/12/2017).

Perayaan tahun baru, sama sekali bukanlah ajaran islam. Namun, ironisnya acara ini masih terus dirayakan oleh sebagian besar umat Islam. Seakan-akan itu adalah momen istimewa yang tidak boleh terlewatkan dengan hiburan, menikmati indahnya langit oleh cahaya kembang api dan tiupan terompet pada detik-detik terakhir pergantian tahun. Padahal, semua kegiatan itu bertentangan dengan ajaran Islam. Sejarah mencatat, awal mula perayaan tahun baru dilakukan oleh orang Romawi untuk mengagungkan Dewa Janus. Dengan kata lain, ada spirit paganism dalam perayaan tahun baru. Disamping itu, meniup terompet ternyata merupakan kebiasaan orang-orang Yahudi. Kenapa tidak boleh kita ikuti?  Rasulullah saw bersabda, "'Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka"(HR.Ahmad dan Abu Dawud).

Maukah kita dimasukkan ke dalam kaum Yahudi, dan kafir Romawi? Tentu tidak, kan. Tapi sayangnya justru masih banyak yang ringan dan semangat untuk melakukan aktivitas tahun baruan tersebut dikarenakan ketidaktahuan mereka. Karena sekarang kita semakin jauh dari pemahaman islam dan justru lebih dekat dengan pemikiran asing. 

Sehingga lebih mudah dan dianggap hal biasa ketika mengikuti/meniru kebiasaan orang kafir. Padahal, itu hanya karena ketidaktahuan akan satu hadis. Bagaimana dengan hadis-hadis dan ayat-ayat Qur'an lainnya. semakin banyak kita tidak tahu, semakin banyak pula potensi aktivitas dosa yang kita lakukan. Oleh karena itu, sudah saatnya di tahun yang baru ini, kita pun memupuk semangat baru untuk menimba ilmu agama, ilmu tentang kehidupan. InsyaAllah akan terjaga dari perbuatan dosa.

Wallahu a'lam bish shawab

By. Eka Sri Rahayu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun