Akhirnya aku bisa tidur berdua lagi dengan suamiku setelah 7 tahun. Hanya berdua! Tanpa diganggu oleh anak-anak. Tanpa mendengar keluhan dari mereka yang merengek minta dikelonin, minta buatin susu, minta dibacain buku sebelum tidur, lempar-lemparan bantal atau rebutan chanel TV.
Akhirnya aku bisa tidur berdua lagi dengan suamiku setelah 7 tahun. Hanya berdua! Tanpa diganggu oleh anak-anak. Meski harus mengusir Reyhan dan Michiko dengan tega dan terpaksa. Meski harus mendengar mereka menangis dan tawar menawar. Meski harus mengintip mereka tiap malam, gelisah nggak ya tidurnya? Meski harus mengeluarkan uang ekstra untuk memfasilitasi konsep kamar yang mereka mau.
Kata Reyhan,"Ma, aku mau kamarku semua yang serba gambar mobil. Dari wallpaper sampai bed cover dan pernak perniknya. "
Kata Michiko,"Ma, aku udah nggak suka wall paper yang gambar Dora, boleh ganti cat dan temanya jadi serba princess nggak?" Hah? Yang lama aja belum pernah ditempatin, sudah minta dirombak lagi. Hiks.
Dan kata Chacha,"Ma, kenapa kamarku temanya Winnie the pooh? Padahalkan aku udah kelas 8 SMP. Boleh minta ganti tema polkadot atau zebra loreng-loreng nggak, Ma ?"
Duh, pusing banget deh. Belum lagi yang anak-anak 'memanfaatkan' kondisi yang ada untuk memeras papanya hehe..! Kamar aku harus gini, kamar aku harus gitu. Harus ada TV nya, PS nya, dan lain sebagainya. Wakakak, mahal banget ya harganya hanya untuk bisa mengusir anak-anak agar suamiku bisa memelukku dengan erat tanpa gangguan. Mendapatkan privasi hanya berduaan dengan suami.
Bayangin aja, di rumahku kamarnya ada 6 kamar. Tapi selama ini yang dipakai hanya 2 kamar. Kamarku yang berisi aku, suami, Reyhan dan Michiko. Sementara kamar yang ke 2 kamar tidur Chacha yang sudah tidur sendiri. Secara Chacha sudah besar dan tidak mau diganggu lagi oleh adik-adiknya.
Akhirnya aku bisa tidur berduaan lagi dengan suamiku setelah 7 tahun. Hanya berdua ! Tanpa diganggu oleh anak-anak. Bahagia banget rasanya, seperti pengatin baru lagi. Bisa punya kamar yang wangi lagi, tanpa bau ompol, tumpahan susu atau remahan biskuit, baju dan celana anak yang berserakan. Bisa mengobrol dan saling memeluk lagi. Bisa membaca buku dengan tenang, bisa melakukan apa saja dengan suami tanpa rasa malu takut dilihat anak anak. Ehem... rasanya kok lega dan merdeka banget ya..hahaha.
Mungkin apa yang aku dan suami rasakan berlebihan nggak ya?!?
Tapi jujur, dengan tidur beramai-ramai dengan anak anak ada masa masa kebersamaan kami yang hilang. Karena pada akhirnya aku sibuk menidurkan anak anak, bermain dengan anak anak dan berfacebook ria. Sementara suami yang merasa terabaikan, lebih asyik dengan komputer atau nonton TV nya.