Janji ini terbatas bagi mereka yang mengasihi Allah dan telah menyerahkan diri kepada-Nya melalui iman kepada Kristus.
Sudah lebih dari satu tahun, kita menjalani hidup yang penuh penderitaan dan kesesakan. Pandemi Covid-19 memaksa kehidupan berjalan terbalik, 180 derajat dari kehidupan biasanya. Yang mudah seketika berubah menjadi rumit, tak ada satupun yang berani mengambil resiko untuk menjalani kehidupan sebagai mana mestinya.
Berapa banyak menggerutu? Berapa banyak yang mengomel? Berapa banyak yang mencaci maki? Tidak sedikit. Bukti bahwa banyak yang merasa dongkol dan muak dengan keadaan.
Dalam keadaan demikian, berapa banyak dari kita yang memahami Pandemi Covid-19 sebagai bagian dari rencana Allah? Ataukah kita memahaminya sebagai bagian dari konspirasi manusia?Â
Ataukah kita marah kepada Allah yang seolah-olah membiarkan Pandemi Covid-19 melumpuhkan segala sektor? Lalu kita berhenti berharap, berhenti berdoa?
Tepat hari ini (2/4), Jum'at Agung, dalam perayaan Paskah 2021, saya ingin mengajak kita untuk memahaminya sebagai bagian dari rencana Allah. Roma 8:28 mengatakan bahwa "Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah."
Ayat Alkitab tersebut merupakan bagian pembahasan Rasul Paulus tentang kebenaran hingga kunci relasi manusia dengan Allah, Paulus juga membahas masalah-masalah besar tentang kehidupan.Â
Bagaimana seorang dapat benar di mata Allah? Bagaimana manusia terpengaruh oleh tindakan Adam dan Kristus? Bagaimanakah seharusnya orang benar hidup? Bagaimana dia dapat hidup demikian?
Pada ayat tersebut, Paulus memulai dengan sebuah aksioma pokok: kita tahu. Barulah dia mengemukakan kebenaran berikut: Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia.