Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kalung Anti-Covid-19 di Antara Obat dan Mitos

8 Juli 2020   13:14 Diperbarui: 9 Juli 2020   00:48 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kalung Antivirus Corona (Foto: Okezone/Giri)

Sementara publikasi Stimulatory effect of Eucalyptus essential oil on innate cell-mediated immune response oleh BMC Imunology mengatakan bahwa minyak kayu putih dapat meningkatkan respon fagositik sistem kekebalan terhadap patogen dalam model tikus.

Artinya, minyak kayu putih berpotensi untuk digunakan sebagai perangsang sistem kekebalan tubuh manusia karena respon fagostik adalah proses di mana sistem kekebalan tubuh mengkonsumsi dan menghancurkan partikel asing.

Meski demikian, belum ada penelitian yang spesifik untuk kita jadikan sebagai dasar dalam penggunaan kalung Anti-Covid-19 tersebut. Kementan meminta waktu hingga 18 bulan untuk membuktikan dan menguatkan hasil penemuan awal mereka.

Kalung Anti-Covid-19 sebagai Jimat

Lalu bagaimana dengan anggapan kalung Anti-Covid-19 sebagai sebuah jimat?

Bentuk pengobatan alternatif tersebut seperti kalunglah yang menuai kontroversi karena jauh berbeda dengan ekspektasi masyarakat terhadap obat-obatan yang dikonsumsi. Kalung lebih identik dengan Jimat.

Definisi jimat adalah sejenis barang atau tulisan berbentuk seperti cincin, anggota tubuh hewan, batuan mineral dan sebagainya yang digantungkan pada tubuh, kendaraan, atau bangunan dan dianggap memiliki kekuatan supranatural untuk dapat melindungi pemiliknya, menangkal penyakit dan mendatangkan keberuntungan.

Jimat sangat familiar dalam kebudayaan masyarakat Indonesia. Suku Dawan di Pulau Timor juga mengenal jimat yang berbentuk kalung. Jimat tersebut digunakan jika seseorang yang sedang tidur mengunyah giginya secara terus menerus dan menimbulkan bunyi. Menurut orang Dawan, kejadian tersebut berakibat pada kematian anggota keluarga yang lain.

Jimat berbentuk kalung dibuat dari bambu lalu digunakan sampai kapan yang bersangkutan tidak mengunyah giginya lagi. Jimat tersebut dianggap memiliki kekuatan untuk menghilangkan kebiasaan tidur seperti itu.

Jimat ini dibangun berdasarkan sebuah mitos ancaman kematian yang akhirnya mewajibkan semua orang yang memiliki kebiasaan tidur serupa harus menggunakannya untuk tidak lagi mengunyah gigi saat tertidur.

Akan tetapi, jimat ditentang oleh ajaran agama Islam dan Kristen. Hal ini dikarenakan perbuatan ini merupakan bentuk meminta perlindungan dan penyembuhan kepada Allah lain atau dianggap sebagai sebuah mitos dan penyembahan berhala.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun