Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

"Pelajaran Politik" dari Penolakan Adian Napitupulu Menjadi Menteri

22 September 2019   06:12 Diperbarui: 22 September 2019   06:24 2584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politisi PDIP, Adian Napitupulu saat ditemui di Denpasar, Sabtu (21/9/2019)/KOMPAS.com/ IMAM ROSIDIN

Aktivis 98 digadang-gadang akan mengisi kabinet Kerja Jilid II milik Jokowi dan Ma'aruf. Oleh karena itu, politisi seperti Adian Napitupulu disebut akan mewakili aktivis 98 untuk menduduki kursi menteri Jokowi. Alasan lainnya adalah Adian merupakan seorang politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) yang merupakan partainya Jokowi.

Selain itu, pria kelahiran Manado ini dinilai telah berkorban dan berjuang secara mati-matian untuk memenangkan Jokowi-Ma'aruf dalam Pilpres 2019 kemarin. Perjuangannya seringkali terlihat di layar kaca dalam acara Mata Najwa dan Indonesian Lawyer Club (ILC).

Melihat gaya perpolitikan dalam pembagian jatah menteri di Indonesia, bukan hal yang mustahil jika Adian Napitupulu masuk dalam kabinet. Berbeda partai sekalipun masih masuk dalam bursa pencalonan apalagi Adian yang berjuang untuk memenangkan Jokowi-Ma'aruf.

Dilansir dari kompas.com, Adian mengaku sempat ditawari oleh Presiden Joko Widodo menjadi menteri pada kabinet Jokowi-Ma'aruf. Dalam pengakuannya, Adian menceritakan pertemuannya dengan Jokowi pada tanggal 13 Agustus 2019 membahas permintaan Jokowi untuk mengisi kabinetnya. Akan tetapi, Adian secara tegas menolak permintaan Jokowi.

"Sudah (bertemu Jokowi), diminta jadi menteri. Saya empat kali bilang, 'ampun Pak Presiden saya tidak punya talenta jadi birokrat, saya tidak punya talenta jadi menteri'," kata Adian saat ditemui di Denpasar, Bali, Sabtu (21/9/3019).

Adalah sebuah hal yang aneh ketika membaca pengakuan Adian. Pasalnya, banyak politisi yang identik dengan imbalan jabatan setelah mendukung seseorang bahkan beberapa partai pun meminta jatah menteri karena sudah berjuang habis-habisan untuk Jokowi.

Pelajaran penting untuk politik Indonesia

Mungkin beberapa menilai penolakan Adian adalah sebuah pencitraan politik, saya memandang hal tersebut sebagai sebuah pelajaran penting bagi dunia perpolitikan Indonesia saat ini.

Pertama, mendukung tanpa syarat.

Janji politik selalu identik dengan mendukung dengan syarat. Terlepas dari visi misi partai politik yang mewujudkan keadilan sosial di Indonesia, mendukung dengan syarat pasti ada.

Setiap kali pilpres atau pilkada, terdapat banyak partai yang tidak memiliki kader untuk maju sebagai calon presiden atau kepala daerah dan juga tidak memenuhi syarat untuk mengajukan calon sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun