Saya dan mungkin juga warga lainnya begitu lega. Sudah dua minggu ini jalan Kartini Raya, Kecamatan Pancoran Mas, Kelurahan Depok, Kota Depok, Jawa Barat, lebih humanis dan lebih bersahabat dengan pejalan kaki.
Ya, trotoar sepanjang 1,5 km yang dimulai dari Jalan Dewi Sartika (ujung Jalan Kartini) sampai sebelum Jembatan Dipo, memiliki wajah baru yang lebih ramah pejalan kaki. Tidak saja untuk masyarakat normal, tapi juga penyandang disabilitas. Masyarakat pun sudah dapat menikmati fasilitas infrastruktur tersebut.
Seharusnya sih pengerjaan trotoar ini rampung pada 15 Desember 2022 sebagaimana ditargetkan Pemerintah Kota Depok, tetapi ternyata diperpanjang waktunya mengingat pekerjaan pembangunan belum 100 persen selesai. Sepengamatan saya sih sudah benar-benar rampung dan bisa digunakan setidaknya ya 2 minggu terakhir ini.
Jalanan akses di antaranya menuju Stasiun Depok Lama Alia Hospital (sebelumnya RS Bunda Aliya), Puskesmas Pancoran Mas, dan menuju pusat Kota ini juga terlihat rapi, tidak krodit seperti sebelumnya. Lebih tertata pokoknya.
Trotoar untuk pejalan kaki lebih lebar. Mungkin sekitar 1 meter lebih. Tidak hanya ramah untuk pejalan kaki umumnya, tapi juga ramah untuk penyandang disabilitas. Di sepanjang trotoar ada guiding block atau penunjuk arah berwarna kuning untuk disabilitas yang berfungsi sebagai rambu jalan bagi tunanetra.
Sebenarnya, di jalan ini sudah terbangun trotoar, tapi sempit, tidak lebar seperti sekarang. Paling sekitar 50-60 centimeter. Tidak ramah juga buat pejalan kaki. Selain sempit dan jelek, juga bahan material trotoar licin.
Orang yang menggunakan trotoar jadi harus berjalan berhati-hati, terutama ketika hujan atau selesai hujan. Saya saja beberapa kali hampir terjatuh karena licin. Jadi, kalau jalan harus pelan-pelan dan lebih ditekan.
Bagaimana dengan penyandang disabilitas coba? Tentu harus lebih berhati-hati dan waspada. Terlebih tidak ada ubin penunjuk arah untuk disabilitas. Yang ada malah ubinnya terkelupas, copot sehingga berpotensi membuat pejalan kaki celaka jika tidak hati-hati.
Terbayang kan, orang normal saja harus berhati-hati bagaimana dengan mereka dengan penyandang disabilitas? Belum lagi lalu lalang kendaraan yang begitu mepet, yang bisa saja jika dalam keadaan lengah terserempet.